Mohon tunggu...
Hate Monday
Hate Monday Mohon Tunggu... -

Pegawai Negeri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadhan Tidak Bermakna

31 Juli 2015   10:03 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:36 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanggal 15 Juli saya mudik ke Yogyakarta.   Berangkat menggunakan bis angkutan kantor yang memang disiapkan untuk mudik.    Sambil menikmati perjalanan, saya berangan-angan semoga Ramadhan kali ini mampu merubah perilaku orang Indonesia yang mayoritas muslim dari "negatif" menjadi "positif".     Yang dimaksud dengan perilaku "negatif" menurut saya antara lain adalah merokok, membuang puntung rokok sembarangan, membuang sampah sembarangan, menyerobot antrian, ugal-ugalan di jalan, dan lain-lain.    Karena bagi saya esensi dari puasa di bulan Ramadhan adalah pengendalian diri secara konsisten.   Artinya bulan Ramadhan merupakan "sekolah" dimana kita ditempa untuk disiplin dalam hal apapun.    Setelah puasa satu bulan penuh maka diharapkan kita "lulus" sekolah sehingga menjadi manusia-manusia yang disiplin.    

Sering kita dengar dalam ceramah-ceramah agama yang menyatakan bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini dan seterusnya.   Kalau setiap individu benar-benar memaknai bulan Ramadhan sebenarnya mudah sekali untuk mewujudkan apa yang saya sebutkan di atas.   Kalau yang biasanya habis merokok langsung buang puntung rokok di jalan maka setelah Ramadhan buanglah di tempat sampah (setelah dimatikan dulu apinya...), yang biasanya buang bungkus permen sembarangan maka setelah Ramadhan buanglah di tempat sampah atau simpan di saku celana, dan seterusnya.   Mudah bukan????   Tetapi alangkah sedihnya saya, ternyata yang saya angan-angankan pada saat mudik sama sekali tidak terjadi!    

Tanggal 22 Juli saya masuk kantor setelah lebaran, saya melihat keadaan yang sama, perilaku yang sama.    Banyak pegawai yang masih bolos, pengendara mobil/motor serobot lampu merah, buang sampah/puntung rokok sembarangan, ugal-ugalan di jalan, dan lain-lain.    Ternyata untuk merubah perilaku "negatif" menjadi perilaku "positif" sangatlah susah, bahkan dengan peristiwa ibadah keagamaan seperti puasa Ramadhan saja tidak mampu merubanhya.   Dengan demikian saya dapat mengatakan bahwa Ramadhan yang baru saja kita tinggalkan menjadi tidak bermakna bagi sebagian besar rakyat Indonesia.   Setujukah anda???   Bangsa yang besar dan beradab dapat dilihat dari kehidupan sosial masyarakatnya.  Masyarakat beradab adalah masyarakat yang berpendidikan, berperilaku sopan, berbudi pekerti luhur, berakhlak dan bertoleransi.    Sepertinya nilai-nilai yang saya sebutkan tidak tercermin pada masyarakat Indonesia.

Presiden Jokowi mengatakan "perubahan mental masyarakat dimulai dengan perubahan pada masing-masing individu".   Marilah kita mulai merefleksi diri masing-masing.   Sudahkah kita berupaya untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik setelah Ramadhan??  Apakah puasa Ramadhan yang baru saja kita lewati tidak mampu untuk merubah perilaku kita dari "negatif" menjadi "positif"?? Percuma saja kita berpuasa satu bulan penuh, tadarus AlQuran, shalat Tarawih dan Zakat Fitrah apabila kita tidak mampu menjelma menjadi manusia "Fitri".   Kemenangan  pada hari Lebaran  akan lebih bermakna  jika kita mampu mengaktualisasi  esensi nilai-nilai  fitrah yang telah kita raih setelah berpuasa selama  sebulan penuh dengan kembali menjadi manusia yang "bersih" dan berbudi pekerti.   Semoga Ramadhan kali lini menjadi Ramadhan yang bermakna dengan berperilaku jujur dan disiplin dalam segala hal.   Amin.

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun