Mohon tunggu...
Hatara
Hatara Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pemuda Cinta Qur'an

Kita hanya perlu sedikit lebih bersabar lagi, itu saja, sesudahnya akan bahagia. Dunia, hanyalah fatamorgana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diam Dalam Rasa yang Dalam

6 Agustus 2022   05:09 Diperbarui: 6 Agustus 2022   06:18 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari di bulan Juni. Hari itu seusai imtihan mapel bahasa Inggris,  aku bergegas menuju gerbang, berjalan ke terminal bus hendak pulang. Kebetulan kost saya lumayan jauh dari kampus. 

Oh iya, bahasa Inggris adalah salah satu mapel yang paling aku takuti di ujian, sebenarnya bukan karena susah, hanya saja aku sadar kapasitasku perihal itu sangat dibawah standard sekali. Tapi Alhamdulillah, yang aku takutkan itu ternyata tidak semengerikan yang aku bayangkan. Jadi teringat dahulu waktu di pondok ketika pelajaran bahasa Inggris selalu saja mencari alasan untuk permisi.

“Buk...?” Sapaku berdiri dari bangku, ibu guru sedang menulis di papan tulis.

“Iya, ada apa?” Ibu guru berhenti menulis dan menoleh ke belakang, melihatku.

“Permisi, Bu, izin ke kamar mandi.” Pintaku mengangkat tangan.

“Ke kamar mandi?” Tanya ibu itu mengernyitkan dahi.

“Iya, Bu,” Jawab saya sedikit memelas. “Kamu tidak lihat, ibu baru aja mulai menjelaskan pelajaran, dan kamu mau permisi?” Tanya ibu itu kembali, sepertinya kesal, tapi Ibu guru ini baik sekali, tidak pernah marah. Baik sekali. Semoga ibu sehat-sehat selalu.

“Yaudah, jangan lama-lama, ya!” 

Lanjut ibu itu memberi izin. Saya memperbaiki sarung dan segera beranjak. Padahal pelajaran kurikulum hanya dua hari dalam seminggu. Dan itupun selalu saja mencari-cari alasan untuk permisi. Ya Allah aku menyesal. Sekarang menyesal pun sudah tidak berguna lagi. Hehe. Dasar.

Buat adik-adik yang malas belajar bahasa Inggris, yang katanya susahlah, munafiklah; beda tulisan beda bacaan, yang inilah itulah, buang semua alasan naif itu, kelak engkau akan tahu seberapa pentingnya Bahasa Inggris itu. Sangat penting. Tapi kan saya nggak berniat lanjut kuliah, Bang? Ngapain capek-capek belajar Bahasa Inggris? Iya, walaupun begitu, nanti kamu juga akan tahu. Yaudah, Bang, nantinya aja tahunya, yang penting saya malas belajar Bahasa Inggris. Oke, terserah kamulah, Dek!

Sesampai di depan gerbang kampus saya bergegas menyeberang, karena posisi gerbang kampusnya berada di samping dua jalan raya yang berlawanan arah. Harus hati-hati, banyak pengendara berlalu lalang. Saya menyeberang mengikuti penyeberang lainnya. Cuaca hari itu sangat gerah sekali, musim panas sudah kembali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun