Mohon tunggu...
Hasyyati melanie
Hasyyati melanie Mohon Tunggu... Penulis - Hasyya

Gadis kelahiran kota hujan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Maaf, Malamku

4 Mei 2019   19:50 Diperbarui: 4 Mei 2019   19:52 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam yang sunyi bertaburan gemintang juga indah sinar rembulan. Sungguh indah. Tapi, tidak pada malam itu.

Malam itu menyapaku dengan awal yang sangat indah, di sambut dengan kata juga kalimat yang begitu memabukkan.

Namun, aku tak pernah menyangka jika, itulah akhir waktu kita bersama, akhir kala salam kau ucap dengan kata perpisahan.

Semuanya berubah menjadi sendu, hanya air mata dan kekecewaan yang menemani.

Setelahnya, semua tak baik, karena setiap malam menyapa hatiku hanya makin teriris, mengingat segala yang kisah yang telah habis.

Hingga bait demi bait ini tertulis rapi mewakilkan kerapuhan hati.

Maaf, Malamku
Karya: Hasyyati Melanie

Sampai kapan aku harus memberontak? Pada malam yang tak berdosa.

Sampai kapan aku harus membenci? Pada malam yang selalu hadir dengan hitam pekatnya.

Malam, sampai kapan air mata ini selalu mengalir? Kala kurasa dirimu begitu lambat untuk pergi.

Aku sadar, tak seharusnya aku membencimu malam, hanya karna satu kesalahan yang tak pernah kau perbuat. Aku tau, kau hanya menjadi saksi atas semua itu, tapi mengapa malam? Mengapa kau harus hadir kala itu, menemani piluku, malam dimana aku mengenal arti sebuah kata 'kehilangan'

Kau tau malam, berapa banyak air mata yang jatuh kala itu? Apa kau menghitungnya? Aku rasa kau takkan mampu untuk itu. Apa kau tau malam? Mengapa takdir menyapa dengan suratan yang tak pernah aku inginkan? Mengapa malam? Takdir begitu jahat padaku.

Maaf malam, karena egoku telah melebur bersama benciku, hingga aku melupakan banyak kenangan indah tentangmu, karna kebodohanku.

Aku sadar atas kebodohanku, tapi percayalah, malam hanya mengingatkanku padamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun