Kau tau malam, berapa banyak air mata yang jatuh kala itu? Apa kau menghitungnya? Aku rasa kau takkan mampu untuk itu. Apa kau tau malam? Mengapa takdir menyapa dengan suratan yang tak pernah aku inginkan? Mengapa malam? Takdir begitu jahat padaku.
Maaf malam, karena egoku telah melebur bersama benciku, hingga aku melupakan banyak kenangan indah tentangmu, karna kebodohanku.
Aku sadar atas kebodohanku, tapi percayalah, malam hanya mengingatkanku padamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!