Kehidupan kita sehari-hari pasti terjadi suatu permasalahan yang terkadang dapat diselesaikan dengan sendiri ataupun suatu permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dengan sendiri. Kedua permasalahan itu bisa saja ditambahi dengan variabel lain seperti apakah permasalahan itu pernah dialami oleh orang sebelumnya atau belum pernah. Manusia sendiri secara alami sudah dibekali akan insting untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Kemampuan berpikir manusia yang tidak tertandingi dibandingkan makhluk kasat mata di bumi ini tentu akan melahirkan solusi yang logis dari masalah yang manusia alami. Insting akan kelogisan dalam memecahkan masalah ini akan dijadikan suatu bidang studi tertentu, Pragmatisme.
      Pragmatisme sendiri dapat diartikan sebagai salah satu dasar filosofis yang menganggap bahwa bahasa dan pikiran adalah alat yang digunakan untuk suatu prediksi, pemecahan masalah, dan aksi. Pada intinya, pragmatisme menekankan akan pengaplikasian dari suatu ide untuk digunakan pada kehidupan nyata. Pragmatisme sudah digunakan dalam berbagai macam bidang, seperti pada bidang edukasi yang memfokuskan untuk mengajarkan kepada murid-murid tentang ilmu yang dapat digunakan dan mendorong mereka untuk terus tumbuh dan menjadi problem-solver yang bermutu. Bidang perpolitikan juga menggunakan konsep pragmatisme ini dengan cukup signifikan, seperti perkara administrasi publik yang tentu memerlukan lebih pengaplikasian berbagai ide baru untuk menciptakan cara mengadministrasi masyarakat tanpa mengganggu budaya mereka terutama pada negara multi-kultural seperti Indonesia. Hubungan Internasional yang juga terdiri dari macam orang dari sejarah, bahasa induk, ras, kesetiaan yang berbeda-beda juga diperlukan dalam perkara untuk mencapai perdamaian yang terdiri dari macam golongan yang perlu dipersatukan dalam ide baru.
      Tidak dapat dipungkiri bahwa kegunaan berpikir secara pragmatis merupakan sesuatu yang menguntungkan bagi diri sendiri maupun banyak orang. Pembiasaan berpikir pragmatis juga mendorong kita untuk lebih kreatif dalam mencapai tujuan kita. Kelahiran akan era industrialisasi dari 1760 sampai sekarang merupakan buah dari pemikiran pragmatisme. Dengan pembiasaan berpikir pragmatis juga umat manusia kedepanya akan lebih dipermudah seiring dengan lahirnya macam-macam inovasi baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H