Apakah Masochism itu?
Masochism adalah gangguan atau penyakit seksual dalam mana individu memperoleh kepuasan seksual lewat kesakitan pada diri sendiri. Kesakitan ini dianggap sebagai pendahuluan atau pelengkap bagi relasi-relasi seksual dan penerapan kesakitan dianggap cukup baik untuk mendapatkan orgasme. (J.P. Chaplin, 1981)
Pada gejala masochism yang ekstrim terdapat dorongan–dorongan yang kuat untuk memusnahkan diri sendiri (bunuh diri), disertai dengan dengan kompulsi-kompulsi atau dorongan paksaan yang semuanya banyak tidak disadari oleh penderitanya. Masokhisme yang bermoril banyak dimuati oleh unsur-unsur rasa bersalah dan berdosa besar, terutama ditujukan kepada subjek relasinya.
Ada pula fenomenon yang berupa kesediaan tunduk takluk secara erotis dan secara mutlak pada partner seksnya, yang sifatnya sangat masokhistis. Gejala ini disebut sebagai mashokhisme erotik, yang mempunyai atribut: bersedia menderita kesakitan hebat “demi cintanya”.
Ciri utama dari masokhisme ini adalah mendapatkan kegairahan dan kepuasaan seks dengan cara diperlakukan secara kejam. Baik disakiti secara fisik atau psikis. Perlakuan kejam ini biasanya dilakukan sendiri (mengikat diri sendiri, menyetrum diri sendiri), atau dilakukan oleh pasangannya.
Perilaku masokis sering dikaitkan dengan perilaku sadism karena mayoritas sadistis menjalin hubungan dengan masokis untuk memperoleh kepuasan seksual secara timbal balik. Dari hal tersebut muncullah istilah sadomasokis, nama tersebut berasal dari dua pengarang subjek yakni Marquis de Sade dan Leopold von Sacher-Masoch.
Yang sangat mencolok pada manifestasi homosexual dan lesbianisme ialah: kedua partner itu secara bergantian peran, mereka yang berperan sebagai laki-laki akan bersikap aktif-sadistik dan partner yang menjadi perempuan bersikap pasif-masokhistis feminin. Baik pada peristiwa homoseksual maupun lesbian, sebab utama pola tingkah laku relasi seksual yang abnormal itu ialah : rasa tidak puas dalam hubungan heteroseksual. Seringkali partner seksnya di-identifikasikan dengan orang tua yang sangat dominan (yang sangat dibenci/ditolak namun sekaligus dirindukan dan dicintainya) atau di-identifikasikan dengan seorang kekasih yang agresif dan brutal, yang ditolak namun sekaligus dicintainya secara mendalam.
Ada kalanya pola masokhistik itu timbul, karena pelakunya pada sata masih anak-anak pernah dipukul oleh orang tuanya pada daerah erogen, dan mendapatkan kepuasan seks yang sangat mendalam pada saat itu juga. Sehingga dia ingin mengulangi kembali peristiwa masokhistis tersebut.
Perwujudan masokhisme seksual bervariasi. Contohnya antara lain diikat (tekanan fisik), ditutup matanya (tekanan indrawi), dipukul pantatnya atau bagian tubuh lain, disengat listrik, diiris, dipermalukan (misalnya dikencingi atau diberaki,dipaksa untuk memakai ikat leher dan menggonggong seperti anjing, dipamerkan tanpa busana), mengambil peran sebagai budak dan menuruti aturan dan perintah.
Salah satu bentuk masokisme yang sangat berbahaya disebut hipoksifilia, yang dimana pelakunya menimbulkan gairah seksual dengan mengalami kekurangan oksigen, yang dapat dicapai dengan menggunakan tali, kantong plastic, kompresi dada, atau bahan kimia yang menyebabkan menurunnya kadar oksigen di otak untuk sementara waktu dengan vasodilasi pembuluh darah tepi (American Psychiatric Assosiation, 1994).
Kriteria masokisme seksual dalam DSM-IV-TR
- Berulang intens dan terjadi selama periode 6 bulan, fantasi, dorongan atau perilaku yang menimbulkan dorongan seksual yang berkaitan dengan tindakan (bukan fantasi) yang dilakukan oleh orang lain untuk mempermalukan atau memukul dirinya.
- Menyebabkan distress bagi orang yang bersangkutan atau mengalami hendaya dalam fungsi social atau pekerjaan