ABSTRAK
Pesisir pantai Galesong merupakan salah satu Kawasan pesisir pantai yang berada di kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan peta Kabupaten Takalar terletak antara 5PP3'-5PP38 Lintang Selatan 119PP22-19PP39' Bujur Timur. Galesong sebagai salah satu kecamatan yang terletak disebelah selatan dan berjarak kurang lebih 17 km dari Kabupaten Takalar. Kecamatan Galesong terletak di Desa Boddia yang sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Galesong Utara, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Galesong Selatan dan sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar. Luas wilayah Kecamatan Galesong sekitar 25,93 km2 atau sebesar 4,57 persen dari total Kabupaten Takalar yang memiliki 14 desa. Mata pencaharian pokok tiap desa di Kecamatan Galesong yang terbanyak adalah pertanian dengan jumlah 4.783, kemudian mata pencaharian terbanyak kedua yaitu nelayan dengan jumlah 3.093. Potensi wisata yang dimiliki oleh Galesong Kabupaten Takalar: Pantai Galesong, Pantai Bintang Galesong, Pelabuhan Nelayan Boddiadan Pulau Sanrobengi Yang Eksotis.
Kabupaten takalar merupakan salah satu wilayah provinsi Sulawesi selatan yang berada di wilayah pesisir pantai dan berbatasan daengan Laut Flores dan selatMakassar. Salah satu kecamatan yang merasakan dampak abrasi di kabupaten Takalar adalah Kecamatan Galesong. Akibatnya abrasi telah melanda lima desa yakni Desa Palalakang, Desa Galesong Baru, Desa Galesong Kota, Desa Boddia dan Desa Mappakalompo. Kondisi semakin memprihatinkan, khususnya di Dusun Boddia, Desa Galesong kota dimana sejumlah rumah masyrakat jadi semakin dekat dengan pantai, Selain itu tiga lokasi di tempat pemakaman umum (TPU) juga hilang tersapu oleh ombak, sudah puluhan kuburan yang hilang bahkan ada beberpa makam yang terlihat kain kafannya dan tulang belulang. Sehingga perlunya dilakukan upaya penangulangan untuk sementara dengan menggunakan dengan penangan secara manual memasukkan pasir ke dalam karung untuk disusun menjadi tanggul penahan ombak. Serta dalam melindungi pemukiman pendudukan disekitar pantai serta melindungi destinasi/objek wisata yang berada di Kawasan Pesisir pantai Galesong agar tidak merusak dan menurunkan laju ekonomi masyarakat dan pemerintah setempat, salah satu efektif yang digunakan di Kawasan pesisir pantai dengan membangun pemecah gelombang (groin) tetapi ini memerlukan biaya yang tinggi, sehingga peran dari Pemerintah daerah dan Provinsi Sulawesi Selatan sangat dibutuhkan dalam merancang proyek besar untuk menanggulangi abrasi ini.
1. Latarbelakang
Letak astronomis Kabupaten Takalar berada pada posisi 5PP3'-5PP38 Lintang Selatan 119PP22-19PP39' Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografis, Kabupaten Takalar memiliki batas -- batas: di sebelah timur, berbatasan Kabupaten Gowa dan Jeneponto. Di sebelah utara, berbatasan dengan Kabupaten Gowa. Sedangkan di sebelah barat dan selatan dibatasi oleh Selat Makassar dan Laut Flores. Kabupaten Takalar terdiri dari 100 desa/kelurahan yang terletak di 9 kecamatan yakni Mangarabombang, Mappakasunggu, Sanrobone, Polombangkeng Selatan, Pattallassang, Polombangkeng Utara, Galesong Selatan, Galesong, dan Galesong Utara. Luas Wilayah Kabupaten Takalar tercatat 566,51 km2.
Galesong sebagai salah satu kecamatan yang terletak disebelah selatan dan berjarak kurang lebih 17 km dari Kabupaten Takalar. Kecamatan Galesong terletak di Desa Boddia yang sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Galesong Utara, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Galesong Selatan dan sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar. Luas wilayah Kecamatan Galesong sekitar 25,93 km2 atau sebesar 4,57 persen dari total Kabupaten Takalar yang memiliki 14 desa. Curah hujan terjadi karena dipengaruhi oleh keadaan iklim dan perputaran atau pertemuan arus udara. Pada tahun 2018 rata- rata hari hujan dalam setahun sekitar 8 hari dengan rata-rata curah hujan setahun sekitar 169 mm. Jumlah hari hujan banyak terjadi di Bulan Januari dan Bulan Maret. Sedangkan curah hujan banyak terjadi pada Bulan Pebruari dan Bulan Maret. (BPS, 2018)
Kondisi kawasan pantai diberbagai lokasi di Indonesia sangat mengkhawatirkan yang diakibatkan oleh adanya kejadian abrasi. Sekitar 100 lokasi di 17 Provinsi dengan panjang pantai kurang lebih 400 Km telah mengalami erosi pantai yang mengkhawatirkan. Dalam pelaksanaannya, penanganan masalah abrasi pantai dan gelombang ekstrim dapat melibatkan berbagai kepentingan, nilai serta pemahaman pola penanganannya. Untuk itu diperlukan kerjasama seluruh pemangku kepentingan dengan melibatkan pertimbangan biaya, operasional dan pemeliharaan Selain kerjasama, pembagian kewenangan penanganan abrasi dan gelombang ekstrim di daerah pantai juga harus jelas. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi tumpang tindih pada masing-masing satuan kerja dalam pelaksanaan kegiataan yang berkenaan dengan pengendalian abrasi. (Hidayat,2012)
Abrasi adalah proses terkikisnya material penyusun pantai oleh gelombang dan material hasil kikisan itu terangkut ke tempat lain oleh arus. Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi menyempit, bila dibiarkan bisa menjadi lebih berbahaya. Hal tersebut dapat mengancam pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut. Faktor utama terjadi Abrasi adalah aktivitas gelombang di pantai yang terjadi secara terus menerus dan tidak dapat ditahan oleh material pantai. (Pananrangi,2012)
Kabupaten takalar merupakan salah satu wilayah provinsi Sulawesi selatan yang berada di wilayah pesisir pantai dan berbatasan daengan Laut Flores dan selatMakassar. Salah satu kecamatan yang merasakan dampak abrasi di kabupaten Takalar adalah Kecamatan Galesong.
Di Kecamatan Galesong Abrasi juga merupakan masalah utama yang terjadi disepanjang pantainya. Kecamatan Galesong memiliki gelombang yang besar sehingga mengancam ekosistem budidaya yang ada di garis pantai Galesong. Hal ini diperparah dengan adanya sungai yang terus mengalami erosi atau pengikisan sehingga mengancam ekosistem pemukiman disekitarnya. Abrasi yang terjadi di kecamatan galesong telah merusak ekosistem di pinggir pantai dan mengancam permukiman dan berbagai aktivitas yang ada di pinggir pantai.
Kerusakan lingkungan oleh proses abrasi telah mengganggu aktivitas nelayan yang merupakan kegiatan sehari-hari masyarakat di wilayah pesisir serta mengancam bagi masyarakat yang bermukim didaerah tersebut. Sehingga kita perlu mengembalikan fungsi strategis kota pantai guna menjamin keselamatan masyarakat pesisir diperlukan terlabih perlu perencanaan kawasan pesisir yang memperhatikan aspek pengelolaan kawasan pantai untuk meminimalisir dampak bencana abrasi. Oleh karena itu untuk meningkatkan "Upaya Dalam Menangani Abrasi Yang Terjadi Di Kawassan Pesisir Pantai Gelesong Kabupaten Takalar".
2. Potensi Yang dimilik oleh Galesong
Mata pencaharian pokok tiap desa di Kecamatan Galesong yang terbanyak adalah pertanian dengan jumlah 4.783, kemudian mata pencaharian terbanyak kedua yaitu nelayan dengan jumlah 3.093. (Hajrah,2016)
Dalam suatu wilayah pesisir terdapat satu atau lebih ekosistem dan sumberdaya pesisir. Ekosistem pesisir ada yang secara terus menerus tergenangi air dan ada pula yang tergenangi air sesaat. Sedangkan berdasarkan sifatnya, ekosistem pesisir dapat dibedakan atas ekosistem yang bersifat alamiah dan ekosistem buatan. Yang termasuk dalam ekosistem alamiah adalah hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, pantai berpasir, pantai berbatu, estuaria. Sedangkan ekosistem buatan terdiri dari tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri dan kawasan pemukiman. Beberapa ini potensi wiata yang dimiliki oleh Galesong Kabupaten Takalar:
- Pantai Galesong. Wisata Pantai Galesong berada di desa Sampulungan Galesong Utara Takalar, berada 10 km dari Pantai Losari dan membutuhkan waktu tempuh sekitar 30 menit dengan mengendarai mobil Tempat wisata yang cukup dekat dari Makassar ini memiliki beberapa fasilitas diantaranya adalah tempat penginapan, dua kolam renang, gazebo-gazebo yang mengelilingi kolam renang serta gazebo-gazebo yang mengelilingi separuh dari total luas tempat wisata ini. Terdapat juga fasilitas bermain anak-anak seperti sepeda, mobil dan motor atv, perahu ayun dan lain lain. Ada juga wahana permainan air seperti banana boat dan jetski. Selain memiliki view pantai dan laut yang indah, Wisata Pantai Galesong juga dipenuhi dengan pepohonan sehingga tempat wisata ini rindang dengan udara yang sejuk dan segar.
- Pantai Bintang Galesong. Wisata Pantai Bintang Galesong yang berada di Desa Kassi Lompo dan berada dekat dengan Pelabuhan Nelayan Boddia. Beberapa fasilitas yang disediakan oleh tempat wisata ini diantaranya adalah penginapan, tiga kolam renang, cafe, gazebo, tempat bakar ikan, banana boat, penyewaan perahu nelayan tradisional, musik stage dan lapangan futsal. Tempat wisata ini tepat berada di tepi pantai sehingga pengunjung juga dapat berenang di laut.
- Pelabuhan Nelayan BoddiaPelabuhan Nelayan Boddia sendiri bagi sebagian orang dijadikan sebagai sebuah tempat wisata dimana pemandangan laut dan pulau Sanrobengi dapat dinikmati dari pelabuhan ini, juga pemandangan perahu tradisional nelayan, aktivitas nelayan dan melihat-lihat hasil tangkapan nelayan akan menjadi kesenangan tersendiri bagi sebagian orang.
- Pulau Sanrobengi Yang EksotisHanya 5 - 10 menit dari Wisata Pantai Bintang Galesong atau dari pelabuhan Boddia terdapat pulau kecil dengan nama pulau Sanrobengi. Ada beberapa pelahu nelayan yang bersedia mengantar tamu menuju pulau Sanrobengi dengan harga sekitar Rp. 25.000,-per orang. Satu lagi yang menarik dari tempat wisata di Galesong Takalar Pulau Sanrobengi beberapa kali dijadikan sebagai tempat festival nelayan dan pada bulan-bulan tertentu terlihat pemandangan dimana pulau ini dikelilingi oleh perahu-perahu nelayan yang akan berangkat/berlayar untuk berburu telur ikan terbang.
3. Ekosistem PesisirÂ
Terumbu Karang Kecamatan Galesong Selatan ini memiliki terumbu karang yang terletak di Pantai Desa Popo dengan kondisi terumbu karang di daerah ini tergolong buruk dengan luas tutupan karang hidup kurang dari 25%. Kondisi ini diindikasikan dengan tingginya penutupan pada karang-karang yang mati yaitu 77% di pantai Selatan.
Padang Lamun Kawasan pesisir Kecamatan Galesong Selatan ini memiliki ekosistem lamun yang cukup luas dan tumbuh subur di sekitar pesisir. Jenis lamun yang sering ditemui adalah cymodecea rotundata, cymodocea serrulata, enhalus acoroides, serta thalasia hemprichi. Keempat jenis lamun ini adalah yang sering ditemui di 75 ekosistem pesisir dikarenakan penyebarannya yang luas serta kemampuan beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan.
4. Issu atau Permasalahan di Kawasan Pesisir Galesong KabupatenTakalar.
Potensi bencana abrasi pantai di kawasan pesisir Kecamatan Galesong ditentukan dengan berdasarkan atas pembobotan dari 2 aspek yaitu faktor alami dan aktivitas manusia dengan beberapa ketentuan indikator penilaian. Pada beberapa tempat di kawasan pantai Kecamatan Galesong ini telah mengalami kerusakan yang mengakibatkan terjadinya perubahan garis pantai yang disebabkan oleh perubahan parameter oseonografi seperti pasang surut, arus dan gelombang. Apabila kerusakan pantai yang terjadi berlangsung terus, maka akan terjadi tekanan terhadap daya dukung pantai yang kemungkinan akan mengganggu dan mengurangi fungsi pantai. Pada akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup system dipantai termasuk kelangsungan hidup masyarakat setempat. (Panranngi,2011).
Abrasi yang terjadi di sepanjang wilayah pesisir Galesong Kabupaten Takalar terus terjadi. Abrasi terjadi bukan hanya disebabkan factor alam (cuaca Extrem), tetapi diduga sejak adanya penambangan pasir laut. Tanggul penahan ombak yang dibangun oleh masyrakat secara swasembada kini sudah hancur, hal ini juga dipicu meningkatnya gelombang air laut di pesisir Galesong dikarenakan hilangnya sebagian besar pasir dan terumbu karang yang berfungsi sebagai peredam gelombang air laut secara alami. Di daerah ini juga tidak ada pemecah gelombang (groin). Akibatnya abrasi telah melanda lima desa yakniDesa Palalakang, Desa Galesong Baru, Desa Galesong Kota, Desa Boddia dan Desa Mappakalompo. Kondisi semakin memprihatinkan, khususnya di Dusun Boddia, Desa Galesong kota dimana sejumlah rumah masyrakat jadi semakin dekat dengan pantai, seperti yang terlihat pada gambar 6. Selain itu tiga lokasi di tempat pemakaman umum (TPU) juga hilang tersapu oleh ombak, sudah puluhan kuburan yang hilang bahkan ada beberpa makam yang terlihat kain kafannya dan tulang belulang beserahkan, seperti terlihat pada gambar 7. Â
5. Penyebab Terjadinya Abrasi di Galesong Kabupaten Takalar
Abrasi yang menimpah Kawasan di wilayah pesisir pantai Galesong dikarenakan oleh dua factor yakni factor alam (tingginya curah hujan) dan factor yang dilakukan aktivitas manusia, salah satunya diduga sejak adanya penambangan pasir/penyedotan pasir di laut untuk reklamasi dikawasan Makassar.
 6. Upaya Penanggulan AbrasiÂ
Salah satu cara yang telah dilakukan oleh masyrakat setempat yakni dengan penangan secara manual memasukkan pasir ke dalam karung untuk disusun menjadi tanggul penahan ombak dan membuat bronjong atau keranjang kawat yang membungkus batu kali disepanjang pantai Galesong.
Adapun cara lain yang bisa dilakukan dalam menangani resiko terjadinya abrasi di sekitar Kawasan Pesisir Pantai Galesong yakni:
- Melakukan penanaman mangrove yang berperan sebagai penahan ombak, penahan angina, pengendali banjir, dan menahan rembesan air asin
- Pembangunan revetment merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan masyarakat dengan membangun tembok atau menumpuk batu dan pasir berkarung yang ditumpuk
- Pembangunan Groin, yang cocok apabila pantai yang akan diamankan berupa pantai pasir. Bangunan yang dipergunakan untuk mengurangi atau mengatur, biasanya berupa satu seri krib laut (groin) yang dibangun tegak lurus pantai. Tugas utama bangunan ini adalah menangkap dan membatasi gerakan sedimen (endapan material) sepanjang pantai. Pengurangan tenaga gelombang yang menghantam pantai dapat dilakukan dengan membuat bangunan pemecah gelombang sejajar pantai (offshore breakwater). Dengan adanya bangunan ini gelombang yang datang akan menghantam pantai sudah pecah pada suatu tempat yang agak jauh dari pantai, sehingga gelombang yang sampai di pantai cukup kecil.
- Relokasi Bangunan dapat dilakukan oleh masyarakat yang memiliki bangunan yang terkena dampak abrasi baik rumah, warung maupun bangunan lainnya. Selain dapat dilakukan secara mandiri, upaya ini juga dapat dilakukan atau dipelopori oleh pemerintah. Hal ini bertujuan untuk menghindari genangan air.
Beberapa cara diatas dalam upaya menanggulagi abrasi. Dalam melindungi pemukiman pendudukan disekitar pantai serta melindungi destinasi/objek wisata yang berada di Kawasan Pesisir pantai Galesong agar tidak merusak dan menurunkan laju ekonomi masyarakat dan pemerintah setempat, salah satu efektif yang digunakan di Kawasan pesisir pantai dengan membangun pemecah gelombang (groin) tetapi ini memerlukan biaya yang tinggi, sehingga peran dari Pemerintah daerah dan Provinsi Sulawesi Selatan sangat dibutuhkan dalam merancang proyek besar untuk menanggulangi abrasi ini.
7. Kesimpulan
Abrasi adalah proses terkikisnya material penyusun pantai oleh gelombang dan material hasil kikisan itu terangkut ke tempat lain oleh arus. Di Kabupaten takalar merupakan salah satu wilayah provinsi Sulawesi selatan yang berada di wilayah pesisir pantai dan berbatasan daengan Laut Flores dan selat Makassar. Salah satu kecamatan yang merasakan dampak abrasi di kabupaten Takalar adalah Kecamatan Galesong. Abrasi yang terjadi di sepanjang wilayah pesisir Galesong Kabupaten Takalar terus terjadi.
Akibatnya abrasi telah melanda lima desa yakni Desa Palalakang, Desa Galesong Baru, Desa Galesong Kota, Desa Boddia dan Desa Mappakalompo. Kondisi semakin memprihatinkan, khususnya di Dusun Boddia, Desa Galesong kota dimana sejumlah rumah masyrakat jadi semakin dekat dengan pantai, seperti yang terlihat pada gambar 1. Selain itu tiga lokasi di tempat pemakaman umum (TPU) juga hilang tersapu oleh ombak, sudah puluhan kuburan yang hilang bahkan ada beberpa makam yang terlihat kain kafannya dan tulang belulang beserahkan, Abrasi yang terjadi sangat memprihatikan dan mengacam masyrakat sekitar. Penyebab brasi yang menimpah Kawasan di wilayah pesisir pantai Galesong dikarenakan oleh dua factor yakni factor alam (tingginya curah hujan) dan factor yang dilakukan aktivitas manusia, salah satunya diduga sejak adanya penambangan pasir/penyedotan pasir di laut untuk reklamasi dikawasan Makassar.
Sehingga perlunya dilakukan upaya penangulangan untuk sementara dengan menggunakan dengan penangan secara manual memasukkan pasir ke dalam karung untuk disusun menjadi tanggul penahan ombak. Serta dalam melindungi pemukiman pendudukan disekitar pantai serta melindungi destinasi/objek wisata yang berada di Kawasan Pesisir pantai Galesong agar tidak merusak dan menurunkan laju ekonomi masyarakat dan pemerintah setempat, salah satu efektif yang digunakan di Kawasan pesisir pantai dengan membangun pemecah gelombang (groin) tetapi ini memerlukan biaya yang tinggi, sehingga peran dari Pemerintah daerah dan Provinsi Sulawesi Selatan sangat dibutuhkan dalam merancang proyek besar untuk menanggulangi abrasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Â
Hajrah, Andi, 2016. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Yang Berkelanjutan Bagi Pengembangan Kawasan Pesisir Di Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. UIN Alauddin Makassar
Hidayat, Rahmat, 2012. Upaya Pemerintah Kabupaten Bengkalis Dalam Penanggulangan Abrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau
Panranngi, A. I, 2011. Pemanfaatan Lahan Kawasan Pesisir Galesong Berbasis Analisis Resiko Bencana Abrasi. Staf Pengajar Jurusan Teknik Pwk, Uin Alauddin Makassar.
https://takalarkab.bps.go.id
Oleh Hastuti
NPR. 6020201003
hastutideroz@gmail.com
Departemen Pascasarjan Teknik Kelautan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H