Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dijelaskan bahwa negara akan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Pernyataan dalam alinea ke-3 pembukaan UUD 1945 ini dapat diartikan bahwa negara akan menjamin dan mendukung segala bentuk pemenuhan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.Â
Salah satu bentuk pemenuhan itu adalah melalui ketersediaan dokter di Indonesia yang tidak hanya dilihat dari sisi kualitasnya saja tetapi juga kuantitasnya.Â
Sebab Dokter merupakan faktor utama dalam menunjang pemenuhan kesehatan nasional selain daripada teknologi, obat-obatan dan fasilitas penunjang lainnya. Tanpa dokter maka pemenuhan kesehatan nasional akan sulit untuk dilakukan.
Ketersedian Dokter di Indonesia
Menurut data rubrik opini kompas tertanggal 20 juli 2022 Indonesia masihlah kekurangan sekitar 160.000 dokter untuk memenuhi kriteria WHO, yakni 1000 penduduk tersedia 1 orang dokter.Â
Dalam data ini juga dijabarkan bahwa Indonesia hanya bisa menghasilkan sekitar 12.000- 13.000 dokter per tahun, yang berasal dari 92 fakultas kedokteran baik itu perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Selain dari jumlah dokter yang kurang Indonesia sendiri saat ini masih bergulat dengan maldistribusi dokter. Opini kompas itu juga menjabarkan bahwa saat ini saja 70 persen dokter spesialis maupun non spesialis berpusat di pulau Jawa.
Dari data ini dapat disimpulkan bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami kekurangan dan maldistribusi dokter yang sangat parah. Padahal bila dilihat wilayah negara ini sangatlah luas, bila dokter-dokter saja berpusat di jawa, bagaimana dengan pulau-pulau lainnya?Â
Bila pulau-pulau besar seperti sulawesi, kalimantan dan sumatera saja masih kekurangan dokter, apalagi dengan pulau-pulau kecil dan daerah-daerah 3 T (Terdepan, Tertinggal dan Terluar)? Padahal daerah atau pulau-pulau itu saja kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan pokok, dan sekarang mereka kesulitan pula dalam pemenuhan kesehatan.Â
Bila ini diibaratkan sama saja dengan sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kondisi ini cukup miris mengingat sudah hampir 77 tahun Indonesia merdeka. Padahal kesehatan merupakan salah satu faktor untuk membangun sebuah negara yang kuat dan maju.
Faktor- faktor Penyebab Masalah Ini
Masalah maldistribusi dan kurangnya dokter merupakan masalah yang cukup besar. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang dapat menyebabkannya :
Yang pertama adalah faktor biaya pendidikan fakultas kedokteran. Dalam salah satu survei koran kompas pada tanggal 29 juli 2022 mengenai analisis biaya kuliah 12 fakultas, fakultas kedokteran menempati urutan paling bantet.Â
Dengan rata-rata biaya kuliah selama 8 semester sebesar Rp, 388, 8 juta. Biaya yang mahal ini disebabkan oleh biaya praktek laboratorium yang tinggi.Â
Walaupun begitu tidak dapat dipungkiri bahwa profesi dokter memiliki gaji yang besar dan memiliki prestise yang tinggi dalam masyarakat Indonesia.Â
Namun apabila biaya kuliahnya saja sebesar itu siapakah yang sanggup membayar?Â
Ujung-ujungnya hanyalah masyarakat kelas menengah ke atas saja yang bisa mengikuti program kuliah kedokteran ini. Tetapi juga tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini dapat ditekan melalui program beasiswa dan juga mengikuti jalur SBMPTN dan SNMPTN, tetapi tetap saja masihlah sulit untuk memasukinya.
Yang kedua adalah jumlah fakultas dan kuota penerimaan yang masih sangat terbatas. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jumlah dosen pengajar yang kurang sehingga sulit sekali untuk mendirikan atau membuat suatu fakultas baru.Â
Dalam pendidikan kedokteran Dosen pengajarnya juga merupakan dokter baik itu spesialis maupun tidak. Tetapi bila jumlahnya saja sedikit maka jam kerja dokter pun akan semakin bertambah. Bila begitu maka akan sedikit sekali dokter yang ingin menjadi dosen pengajar di universitas-universitas.
Yang ketiga adalah bahwa banyak dari calon dokter terpaksa berhutang besar demi bisa menyelesaikan pelajarannya. Kedua faktor sebelumnya mendorong terjadinya faktor ketiga ini. Biaya yang tinggi dan juga sulit membuat para dokter ingi mendapatkan bayaran yang setimpal.Â
Maka pada akhirnya demi melunasi semua utangnya banyak dari mereka yang memilih untuk bekerja di pulau Jawa yang memiliki jumlah gaji yang tinggi dan juga rumah-rumah sakit swasta. Mereka tidak mau untuk bekerja di tempat-tempat yang jauh dan bergaji sedikit. Maka dari itu pada kahirnya banayk dokter-dokter yang berpusat di jawa.
Dampak Kekurangan Dokter di Indonesia
Faktor-faktor diatas telah menyebabkan kelangkaan dokter dan maldistribusi besar di Indonesia. Lantas bila sudah begini sebenarnya apa dampaknya selain dari pemenuhan kesehatan yang kurang terpenuhi di seluruh wilayah Indonesia.
Bila dilihat masalah ini dapat berdampak terutama pada biaya kesehatan yang juga mahal. Dalam prinsip ekonomi ada yang namanya bila permintaan banyak tetapi penawaran sedikit maka akan menyebabkan harga menjadi melambung tinggi. Hal ini juga berlaku pada biaya kesehatan jumlah dokter yang kurang membuat biaya kesehatan menjadi mahal.Â
Dampak lainnya adalah bahwa pemerintah akan semakin terbebani terutama mengenai BPJS Kesehatan. Seperti yang diketahui BPJS kesehatan seringkali mengalami defisit anggaran dan demi menutupinya pemerintah terpaksa menyuntikan dana.Â
Defisitnya BPJS dapat disebabkan oleh karena banyak sekali masyarakat yang memakainya namun sedikit pula yang membayar. Tetapi selain itu hal ini juga disebabkan oleh biaya kesehatan yang besar baik itu karena obat-obatan, peralatan maupun karena jumlah dokternya.
Dampak lainnya adalah bahwa pada akhirnya akan ada kesenjangan dalam perawatan kesehatan di Indonesia. Seperti pada banyak kasus yang terjadi selama ini banyak sekali masyarakat miskin yang ditolak karena tidak sanggup
membayar. Memang para dokter terikat oleh janji hippocrates bahwa mereka tidak menuntut biaya dan akan menolong siapa saja tanpa pandang bulu.Â
Tetapi perlu diingat juga bahwa dokter juga masihlah manusia dan memiliki keluarga untuk dihidupi mereka tidak bisa melakukan hal ini . Maka untuk itu diperlukan upaya dari pemerintah untuk memperbaiki masalah ini dari dasarnya terutama dari pendidikan para dokter sendiri.Â
Memang pemenuhan kesehatan bisa dilakukan melalui berbagai hal namun daripada terus menerus memperbaiki dari akar lebih baik pemerintah memperbaiki dulu dari akarnya sehingga pemenuhan kesehatan di INdonesia pun dapat berdampak panjang. Sehingga pada akhirnya dapat memenuhi pembukaan UUD 1945.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H