Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pinjol

28 Agustus 2024   02:56 Diperbarui: 28 Agustus 2024   03:07 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://mediakonsumen.com

Karta selalu stres saat Rubiah istrinya selalu mengeluh kalau setiap harinya uang yang diberikan selalu kurang. Padahal Karta sudah bekerja keras dan berusaha keras tapi bagi Rubiah itu semua gak mencukupi. Ini semua gegara tetangga baru  . Istrinya , Nani yang selalu pamer barang mewah. Mulai dari alat elektronik, alat masak yang serba modern dan baju-baju yang katanya buatan luar negeri. Dan anehnya lagi Rubiah sekarang suka dandan pakai skincare yang dibeli dari online. Alhasil kebutuhan untuk sehari-hari kurang karena untuk beli skincarenya.

            "Hemat dikit, emang perlu pakai skincare. Kalau wajah pas-pasan ya tetap saja pas-pasan," celeltuk Karta.

            "Jadi aku pas-pasan,"teriak Rubiah marah. Karta hanya menggumam tak jelas. Rasanya rumah baginya bukan tempat pulang yang nyaman. Sepulang kerja dia selalu nongkrong di pos satpam, ngobrol sama bapak-bapak yang lainnya.  Dan ternyata yang diomongkan juga sama kalau para istri mereka mulai merongrong dengan banyak keinginan seperti tetangga baru. Karta merasa nasibnya gak jelek-jelek banget karena banyak para bapak lainnya yang kesal dengan istrinya yang ribut dengan keingingan-keinginan yang gak masuk akal dengan upah mereka yang sedikit.

            Pagi ini Rubiah meminta untuk dibelikan microwave dan panci presto agar dia mudah memasaknya. Ditambah kompor induksi yang katanya lebih cepat masaknya.

            "Rubiah, darimana duitnya, emang harus nyolong? Realistis saja kalau kita gak mampu beli apa yang dibeli tetangga . Ngerti gak?"  Karta keluar tanpa sarapan kepalanya sudah pusing  memikirkan kemauan istrinya yang tak masuk akal.

            "Kalau gitu pinjam ke pinjaman online, pinjol pak,"cetus Rubiah.

            "Pinjam? Mau sebanyak apa pinjamnya. Mana bisa kita mengembalikannya. Uang dari mana? Pikir pakai otak,"teriak Karta kesal dan buru-buru pergi kerja. Kepalanya semakin mumet. Tanpa sepengetahuan Karta, Rubiah mencari info bagaimana kalau mau minjam dengan pinjmana onlien. Kata Nani, prosedurnya sangat mudah gak ribet kalau minjam ke bank.  Rubiah gembira sepulangnya dari tetangga barunya ternyata hanya dibutuhkan KTP untuk bisa meminjam uang. Sudah dibayangkan Rubiah apa yang ingin dia beli. Rubiah biasa hidup sederhana, kali ini dia harus bisa mengubah hidupnya. Pinjaman online salah satu jalannya. Masa tetangga mereka bisa dan mereka bisa tenang hidupnya. Rubiah sudah berangan-angan apa yang akan dia beli.

 

            Sore hari ada beberapa pria tegap datang ke rumah tetangganya dan menggedor pintu dengan keras, tapi tetangganya tak membukakan pintu.

            "Orangnya ada di rumah,"teriak Rubiah. Pria-pria itu makin keras menggedor rumah mereka. Dan terjadi keributan . Banyak yang menengahi termasuk pak Rt. Ternyata mereka dari debt collector yang ingin menagih hutang . Katanya hutangnya sudah mencapai ratusan juta. Padahal hutangnya hanya 50 juta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun