Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

War Takjil

29 Mei 2024   03:08 Diperbarui: 29 Mei 2024   04:21 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Sebagai penganut agama kristen Kris sangat senang dengan fenomena war takjil. Kelucuan dari status warga net dan vidio-vido pendek yang menggambarkan perang takjil begitu menggelitik sekali. Ribut-ribut nutup warung yang buka tertutup dengan perang takjil ini. Kris juga suka ikut teman-temannya buru takjil selepas kantor. Setiap hari di tempat yang berbeda dengan jenis makanan dan minuman yang berbeda. Beli takjil ke tempat yang berbeda memang butuh waktu yang tidak sedikit sehingga selesai beli takjil tiba-tiba saja sudah waktu berbuka puasa. Kris  walau tak puasa juga ikut menikmati bersama teman-temannya berbuka di jalan sebelum pulang ke rumah. Begitu keseharian Kris bersama teman-temannya. Selalu pulang agak malam tapi hati riang. Apalagi kalau bisa membeli takjil dan bisa membagikan lagi pada orang yang lewat.

            Begitulah rutinitas Kris sehari-harinya di bulan Ramadhan ini . Punya arti tersendiri bagi Kris kalau masih ada persaudaraan yang kental antar anak bangsa. Tak ada sekat yang membedakan karena beda agama, ras dan suku. Semoga fenomena ini bisa membuat damai di antara warga bahwa kita masih dalam saudara sebangsa walau ada perbedaan . Perbedaan itu jadi tak kentara karena saling memahami dan saling menghargai. Akhirnya semua membaur jadi satu. Satu yang indah yang bagi Kris menjadi pengalaman yang menarik. Tapi itu apa hanya sebagai sesaat saja atau akan berkangsung terus . Entahlah karena trend setiap saat tentu akan berubah lagi. Dan semoga trend kebaikan seperti ini akan selalu muncul di setiap perayaan besar agama apapun di Indonesia.

            Hati Kris sangat gembira karena perang takjil begitu mengena di hatinya. Rasanya merasa damai tinggal di Indonesia. Tapi ternyata apa yang Kris harapan kok gak sepadan dengan apa yang dia alami saat perayaan minggu palma seminggu sebelum Paskah. Saat ada ibadah di rumahnya , karena kebetulan giliran orangtua Kris yang ketempatan. Tiba-tiba belum selesai berdoa sudah ada yang menggedor-gedor pintu dan ada warga yang menyuruh mereka berhenti beribadah karena mereka bilang tak ada ijin untuk beribadah. Kris menatap nanar orang itu. Tak menyangka kegembiraan perang takjil malah berujung seperti ini. Apa salah mereka melakukan doa-doa di rumah mereka sendiri. Kenapa perlu ijin?

            Terasa sakit saat akhirnya doa bersama dihentikan. Kris terdiam beberapa saat . Semua perang takjil tak ada artinya lagi. Di luaran mereka masih banyak yang perang takjil tapi apa mereka tahu perasaan hati Kris yang sangat sakit karena untuk beribadah di ruamhnya sendiri saja sulit. Dunia macam apa ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun