Terlihat banyak tikus-tikus got yang mulai gelisah. Ternyata hidup di got membuat mereka menjadi tikus yang kotor dan tak menarik. Tikus-tikus ini iri melihat tikus-tikus rumah yang lebih perlente, terlihat lebih sukses. Dan kehidupan mereka selalu bersih dari kotoran. Tikus-tikus got merasa ini tak adil bagi mereka. Mereka harus hidup susah sedangkan tikus rumah bisa hidup dengan mewah. Entah banyak gejolak di got dan semakin hari semakin memanas. Sungguh kemarahan tikus-tikus got sudah tak bisa ditahan lagi. Saat ada pak Bule, tikus yang menarik iuran ke rumah-rumah tikus, mereka mulai menghadang.
      "Mulai sekarang , kami tak mau membayar iuran."
      "Kenapa?" tanya pak Bule
      "Kami tikus yang kotor dan tak punya penghasilan yang bagus. Lebih baik iurannya buat tikus rumah saja, kalau perlu mereka harus dibebani lebih banyak."
      "Betul-betul,"teriak para tikus got.
      "Gak bisa. Ini sudah aturan pemerintah negeri tikus. Ini sudah dibuat undang-undangnya. Dan tak bisa dilanggar. Kalau mau ya harus diubah dulu undang-undangnya."tukas pak Bule. Tapi tikus got tak ada yang mau membayar. Pak Bule mau memaksa tapi melihat seringai dari tikus got, akhirnya pak Bule pergi dengan rasa takut. Tikus got bersorak sorai.
      "Pokoknya kita jangan mau diatur."
      "Betul."
      "Kalau perlu kita bikin negara sendiri." Tiba-tiba semua terdiam. Mereka berpikir masing-masing.
Opsi bikin negara sendiri menjadi pembicarann yang ramai di got-got . Mereka mulai membicarakan kemungkinan untuk membuat negara sendiri. Dan tikus-tikus got mulai kusuk-kusuk, kalau mau bikin negera sendiri, siapa yang pantas menjadi pemimpin mereka. Akhirnya banyak tiksu got yang merasa dirinya yang pantas menjadi pimpinna.Â
Mulailah banyak yang kasak kusuk untuk bisa memilih dirinya jadi pemimpin. Akhirnya tikus-tikus got mulai terkotak-kotak membela pilihan masing-masing. Dan ini membuat keadaan got menjadi panas. Setiap kelompok mulai merasa diri mereka yang pantas berkuasa . Begitu juga dengan yang lain sehingga situasi menjadi panas. Â Bahkan semakin brutal. Meerka saling jotos satu sama lainnya. Padahal mereka bersaudara.