Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rintihan Sebuah Gelas

18 Juni 2021   02:26 Diperbarui: 18 Juni 2021   02:30 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini aku merasakan bibirnya gemetar. Dan tiba-tiba saja bibirnya mengigit tepi gelas begitu kuat. Aku menahan sakit. dan aku melihat bibirnya terluka. Ah, biarlah kau gigit tepiku kalau itu membuatmu bisa melampiaskan rasa marahmu. Andai saja aku bisa peluk dirimu, akan aku peluk. Aku hanya sebuah gelas. Hanya bisa menatap sedih dirinya. 

Setiap hari harus aku lihat dirinya terluka. Entah sampai kapan. 

Luka,luka dan dia tak mau benar-benar pergi. Entah apa yang harus dipertahankan lagi. Dan tiba-tiba saja aku melihat airmatanya berwarna merah. Dia menangis dengan air mata darah. Terlalu banyak luka di hatinya. Air mata darah terus keluar tak henti-hentinya sampai dirinya entah sudah berada dimana. Diam membisu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun