Walau mungkin aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Tapi itu sudah cukup bagiku.Aku melangkah ke dalam vihara. Belum banyak orang beraktivitas. Masih terlalu pagi. Apalagi dengan okndisi pandemi seperti ini, tentunya tak banyak orang yang bisa datang ke sini.
      "Dani?" sebuah suara dari belakang . Aku menoleh , ada  Theo menghampiriku.
      "Apa kabar Theo?/" tanyaku. Theo menepuk bahuku.
      "Sedanga apa ke sini?, berlibur?"
      "Iyaa, libur sambil nengok orangtuaku." Banyak hal yang aku bicarakan sambil Theo bekerja.
      "Bagaimana dengan Mulan?" tanyaku. Theo menatapku lekat.
      "Kau masih mnecintainya?" aku mengangguk. Theo menghela nafas perlahan. Theo bercerita kalau Mulan tak bahagia dengan pernikahan yang dirancang oleh orangtuanya. Dia selalu datang kesini dan kadang lama seperti menunggumu. Aku cuma bisa menyesali apa yang sudah terjadi. Aku dan Mulan tak bisa memperjuangkan cinta
Aku melihat Mulan datang dengan dres moca yang sederahana. Terlihat cantik. Wajah orientalnya yang selalu aku bayangkan . Mulan mulai berdoa . Setelahnya dia memandangi hiasan-hiasan imlek sambil mempermainkannya. Ingin aku mendatanginya, tapi kakiku menghalanginya. Biarlah aku tak akan ganggu rumah tangganya.Â
Biar aku di sini memandangnya dari kejauhan. Biar rindu ini terobati walau hanya memandangnya. Sudah cukup bagiku .Keindahan pagi ini, membuat rinduku sedikit terhapus dari hatiku. Terus kupandang dirinya sampai hilang dari pandanganku.
      "Belum pulang?" tanya Theo.
      "Iya, aku akan pulang." Aku melangkahkan kakiku. Sudah cukup aku merindukannya. Mulan sudah punya orang lain.