"Iya, tolong pak ustad, tapi dukun itu selalu mengamati aku. Dia gak mau aku keluar dari tubuh ini."
"Nanti akan aku keluarkan kamu." Ustad itu mulai berdoa dan menyuruh diriku untuk keluar. Aku berontak dan mengeluarkan suara keras. Tapi di sisi lain dukun itu berusaha memasukan lagi diriku. Ada perang antara dukun dan pak ustad. Aku begitu kesakitan. Aku seperti ditarik dari sisi kiri dan kanan.Â
Mawar terlihat gelisah dan mulai merancau dan tubuhnya mengeliat ke kiri dan kanan. Meronta-ronta karena ada pergulatan dalam tubuhnya. Pak  ustad dengan doa-daonya menyuruh aku keluar. Aku berusaha untuk keluar. Tenaga aku mulai melemah. Dan tarikan dari dukun itu mulai menguat.Â
Aku harus bertahan dan menarik diriku menjauh dari dukun itu. Walau aku lelah sekali tapi aku menarik diriku kuat-kuat . Akhirnya aku bisa lepas. Mawar terkulai lemas di kursinya. Aku tertawa riang. Kini aku sudah bebaas. Dan bisa menikmati kebebasan ini tanpa terkukung dalam tubuh manusia.
"Terimakasih pak ustad."
"Pergi jauh-jauh, jangan pernah mau dimasukan dalam tubuh manusia. Kamu harus bisa menolak."
Aku mengangguk. Kini aku bisa bebas dan bisa melihat Mawar gembita lagi dan bisa menikmati hidupnya dengan hati yang damai. Aku harap jangan pernah ada lagi manusia yang mau berbuat seburuk ini. Ingat akan dosa. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H