"Sudah malam? Kamu naik bus jurusan apa?"
"Naiklah dulu. Aku masih lama di sini. " aku berusaha untuk menemaninya tapi dia menolak dan menyuruhku untuk pulang.Â
Dan malam demi malam saat hujan turun aku menemukan gairah tersendiri untuk selalu dekat bersama dia. Kayla. Rasanya aku mulai jatuh cinta. Dadaku berdebar saat bertemu dengannya, aku akan rindu kalau dia tak ada.Â
Apakah ini namanya cinta? Semakin aku dekat dengannya hatiku bebunga-bunga. Tak terasa aku sering bersenandung . Teman-teman mulai mengejekku. Mereka bilang aku lagi kasmaran. Ah, betul juga diam-diam aku jatuh cinta padanya.
Musim sudah berganti. Hujan sudah mulai surut. Digantikan dengan sinar matahari yang memancar sepanjang hari. Dan aku mulai kehilangan Kayla.Â
Setiap pulang kantor aku tak menemukan dirinya lagi. Aku merindukannya.Â
Ke mana kau pergi Kayla? Aku rindu dengan dirimu. Menunggumu ternyata sia-sia belaka, kau tak lagi muncul di halte. Pupus sudah harapan diriku. Aku masih duduk di halte . sendiri ditemani dengan abang penjual gorengan yang selalu setia berjualan di sana.
"Belum pulang mas. Dari tadi tak ada satupun bus yang mas naiki." Abang itu menegurku. Aku hanya tersenyum.
"Ada yang ditunggu?"
"Apakah gadis manis yang memakai payung yang mas tunggu?" tiba-tiba saj aku memalingkan muka pada abang itu.
"Mengapa abang tahu?"Â