Baturaden adalah kota yang terdapat di kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas. Dan letaknya dekat dengan kota Purwokerto, hanya sekitar 15 menitan.
Letaknya 640 meter dari atas permukaan laut dan berjarak 6 km dari gunung Slamet. Suhu udara di sana sekitar 16-25 derajat sehingga udaranya sejuk , dan pagi cenderung dingin. Ternyata ada loh asal usul Batuarden ini, malah dua versi.
Versi pertama. Kisah cinta seorang pembantu dengan putri dari adipati dari Kadiapten Kutaliman.Tentunya kisah cinta mereka tidak direstui oleh orangtua perempaun . Sampai akhirnya mereka diusir dari tempat tinggal mereka.
Sampailah kedua sejoli di suatu tempat yang asri. Dan akhirnya mereka berdua menetap di sana. Akhirnya tempat ini disebut dengan Baturaden . Baturaden adalah singkatan dari batur yang artinya pembantu dan raden artinya majikan.
Sedangkan pada versi kedua dimana syekh Maulana Maghribi, seorang ulama dari Turki yang menyebarkan agama islam dan menetap di daerah Banjarcahyana. Ulama ini menderita penyakit kulit. Dia  selalu solat tahajud memohon kesembuhan sampai akhirnya ia mendapat ilham untuk mengunjungi gunung Gora. Dengan ditemani sahabatnya Haji Datuk , beliau mengunjungi gunung Gora ini.
Sampai lereng gunung , beliau menyuruh sahabatnya untuk meninggalkannya sendiri. Di sana beliau menemukan sumber air panas dengan tujuh pancuran sehingga dikenal dengan pancuran pitu. Disana beliau mandi dari pancuran tersebut sehingga penyakit kulitnya sembuh.
Warga di sekitar pancuran menyebut beliau dengan mbah tapa angin atau mbah atas angin . Sampai saat ini tempat tinggal beliau sering dikunjungi banyak orang dari berbagai daerah. Tempat teman beliau yang disuruh menunggu , dikenal dengan nama Baturaden sedang gunung Gora diganti dengan nama gunung Slamet yang artinya selamat.
Dulu sih sangat masih alami sekali. Belum banyak fasilitas seperti sekarang. Hotel yang kami nginap, juga gak ada pilihan lain lagi. Karena waktu itu di penginapan gak ada air panas,seperti di hotel-hotel sekarang, jadi hanya ada air biasa yang dingin sekali rasanya. Tangan mencelup di air terasa ngilu di tulang. Akhirnya malah jadi gak mandi karena kedinginan. Malam juga tidur melungker karena dingin.
Kedua kalinya datang bersama rombongan saat aku masih SMP. Sebelumnya ke Dieng baru ke Baturaden. Suasananya masih sama dengan yang pertama aku datangi. Kunjungan selanjutnya saat kuliah. Kebetulan ada praktek kerja di Balai pembibitan ternak yang letaknya dekat dengan lokawisata ini.
Jadi saat hari minggu bisa jalan-jalan ke sini. Dan sudah ada permainan yang bagus seperti komedi putar. Â Dan juga pernah terdengar jembatan runtuh saat banyak wisatawan berada di jembatan tersebut. Â Dan kunjungan berikutnya bersama anak-anak. Dan sudah banyak fasilitas baru seperti kebun binatangnya , ada kolam renangnya. Dan saat itu masih mau naik ke atas.