Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Topeng Kepalsuan

22 November 2019   02:23 Diperbarui: 22 November 2019   02:25 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : hamdanifirdaus.wordpress.com

Transferan uang sudah masuk rekening pak Soleh. Tanah ini bukan lagi tanah desa tapi sudah menjadi tanah pengembang. Hiruk pikuk perayaan usai sudah. Sampai suatu saat masarakat kebingungan karena banyak buldoser datang ke tanah pembuatan bata. Dan mereka akhrinya tahu kalau tempat itu akan didirikan perumahan elite. 

Masarakat mulai marah. Topeng pak Soleh sudah terbuka. Masarakat kecewa. Tapi apa mau dikata , semua sudah terlanjur. Kini hanya tinggal penyesalan. Tanah desa sudah jadi milik orang lain. Mereka hanya bisa gigit jari. Topeng-topeng kepalsuan itu malah tertawa . Mereka suka  sekali karena banyak yang percaya dengan topeng kepalsuan daripada wajah aslinya.  Itulah ironi hidup di jaman ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun