Seperti waktu itu ke Jogja becak ini mengantarkan ke seputaran Taman Air dan mengantarkan ke Rumah Batik, kaos dan ke Wijilan nyoba gudeg asli Jogja. Tapi sekarang banyak beca yang dimodifikasi dengan cara dihubungkan dengan motor sehinga lebih dikenal dengan becak motor atau bentor.
Bahkan ada pengaturan beca itu sendiri agar tak ada persaingan tak sehat. Dimana becak-becak punya daerah mangkal sendiri. Jadi dia gak bisa mangkal di tempat lainnya.
Nah, karena sudah lama gak naik beca. Jadi senang sekali bisa naik beca. Untungnya naik becak motor sehingga tak perlu kasihan dengan abang becak yang harus mengayuh becak. Kami sengaja mau ke Taman Air atau istana Air. Selanjutnya diantar ke rumah batik,kaos dan makan gudeg asli di daerah Wijilan.
Dan abang becaknya juga suka bercerita tentang apa saja yang ada hubungannya dengan kota Jogja. Jadi kayak pemandu wisata dadakan gitu. Wah gak perlu pendingin sudah ada pendingin alami dari angin .
Rasanya karena senang saat membayar dilebihkan buat abang becaknya. Maturnuhun begitu katanya sopan. Jadi nostalgiaan naik beca di Jogja terasa nyaman. Kebayang ya naik becak di Jakarta atau Bandung. Bisa-bisa terserempet kendaaraan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H