Kalau ke Tegal belum makan sate Tegal dari kambing muda katanya sih belum afdol. Ada kambing muda yang batitul (bawah tiga bulan) atau yang ababil (bawah lima bulan). Karena dagingnya dari kambing muda maka teksturnya sangat empuk sekali.
Begitulah kambing muda yang terkenal di kota Tegal. Begitu juga diriku saat harus bolak-balik ke Tegal karena urusan pernikahan anak, jadi ada perasaan ingin mencoba apa sih rasanya sate kambing muda ini. Dan pastinya aku juga bakal suka dan bisa mengunyah dengan baik secara dagingnya yang empuk.
Jadi saat pesta pernikahan usai, malam harinya mau makan apa? Jadi rencana mau ke warung makan Sami Asih. Jadi karena kita tidak kenal jalan-jalan di Tegal makanya pakailah maps dari ponsel.
Ternyata diarahkan ke sana lewat jalan pendek dan kecil sehingga ada gangguan saat di depan ada truk pembawa gas yang sedang menurunkan gas . Jadi terhenti sekian menit untuk bisa jalan lagi. Ternyata lewat jalan lain yang jalannya lebih besar, tapi apa mau dikata mapsnya menyuruhnya demikian.
Jadi pulangnya lewat jalan besar juga gak terlalu jauh bedanya. Â Akhirnya tanya-tanya warungnya kelewatan sedikit sehingga harus berbalik arah lagi. Sampailah di warung Sami Asih. Warung makan sate Tegal.
Waktu ke sana, yang pertama kali ditanya adalah mau sate berapa. Hal ini karena sate penyajiannya agak lama karena harus dibakar. 120 tusuk sate kambing. Entah kebanyakan atau tidak.
Selain itu pesan sop kambing, di sana juga ada soto tapi dari kemarin sudah banyak makan soto, soto Lamongan dan soto Boyolali. Dan memesan minuman jeruk dan teh. Sambil menunggu, kami mengobrol sana sini untuk mengisi waktu.
Sop kambing sudah disediakan dan tak berapa lama sate kambing sudah siap disajikan. Saat aku coba sopnya, enak banget. Baru pertama kali ini aku suka rasa sopnya. Seger banget terus gak ada rasa ladanya, ini yang bikin makin seger. Karena aku kurang suka sop yang terasa ladanya. Dagingnya memang empuk banget.
Satenya juga dagingnya teksturnya sangat empuk. Sambal kuahnya dari kecap dan bawang merah dan tomat yang dipotong-potong kecil-kecil. Bumbunya meresap ke daging sehingga merasakan sensasi yang enak di lidah.
Karena sudah merasa agak tua jadi suka membatasi sate kambing. Tapi hari ini tak terasa sudah ambil 8 tusuk sate. Â Dari semua yang makan malam itu responnya semua suka.. Dan mau tahu ada yang mau nambah nasi lagi.
Apalagi ada tambahan sate kembali. Sudah deh sate harus dihabiskan , jadi ludes kembali. Semua merasakan kenikmatan dari sate dan sop kambing di warung ini.
Memang ada di satu jalan yang berjejeran penjual sate, tapi kata adik iparku rasanya lebih enak yang di warung Sami Asih, karena malam sebelumnya adik iparku makan di lain tempat. Rasanya beda jauh.