Salah satu wisata yang wajib dikunjungi saat ke Cirebon yaitu Taman Gua Sunyaragi. Termasuk cagar budaya yang unik dan berlokasi di kelurahan Sunyaragi , Kecamatan Kesambi. Sunyaragi ini sendiri terdiri dari kata sunya yang artinya sepi dan ragi artinya raga.Â
Jadi dulunya tempat ini digunakan oleh sultan Cirebon dan keluarganya untuk beristirahat dan meditasi. Luas wialayah taman sunyaragi ini sekitar 15 ha. Nah bangunannya ini mirip dengan taman air sehingga dikenal juga dengan julukan Taman Air Gua Sunyaragi. Lagi pula dulu tempat ini dikelilingi oleh danau Jati. Kini danau ini sudah mengering dan sudah menjadi jalan By Pass, pemukiman penduduk, PLTG.
Sejarah berdirinya gua Sunyaragi didasarkan dari buku Purwaka Caruban Nagari. Buku ini hasil tulisan tangan dari pangeran Kararangen tahun 1720. Pangeran Kararangen ini juga dikenal dengan nama Pangeran Arya Carbon yang membangun gua Sunyaragi ini tahun 1703.Di gua Sunyaragi ini terdapat taman Candra Sengkala yang dikenal dengan taman Bujengin Obahan Bumi
Arsitektur gua Sunyaragi merupakan perpaduan antara Indonesia klasik atau hindu, gaya Cina atau Tiongkok kuno, gaya Timur Tengah atau Islam dan gaya Eropa. Gaya Indonesia klasik terlihat dari bangunan yang berbentuk joglo. Gaya Cina bisa terlihat dari jenis ukiran bunga seperti bunga persik, matahari dan teratai.Â
Dulu di gua Sunyaragi ini banyak ornamen keramik , kini sudah banyak yang hilang. Gaya islami bisa terlihat dari relung-relung pada dinding, tanda kiblat pada tiap mushola, ada beberapa tempat wudu dan ada bangunan yang mirip dengan Kabah yaitu Bangsal Jinem. Karena dibangun saat penjajahan Belanda maka gaya Eropa juga mempengaruhi yaitu bentuk jendela yang besar di kaputren, bentuk angin berputar pada gedung pesanggrahan dan gua Arga Jumut.
- Bangsal Jinem. Tempat dimana sultan memberikan wejangan. Dan di sini juga prajurit berlatih ilmu bela diri.
- Gua Pengawal. Tempat pengawal sultan beristirahat, berkumpul dan bersiaga kalau-kalau sultan memangil mereka.
- Komplek Mande Kemasan. Tempat penyimpanan senjata keraton tapi kini sudah menghilang.
- Gua Pandekemasang. Tempat khusus untuk membuat senjata. Para empu dan petinggi keraton sering berkumpul di sini untuk membuat senjata baru untuk melawan penjajah. Saking pentingnya tempat ini selalu dijaga ketat.
- Gua Simayang. Fungsinya sebagai pos penjagaan makanya letaknya di bagian depan Gua Sunyaragi.
- Gua Langse. Tempat bersantai raja dan permaisurinya. Makanya tempat ini dibuat indah agar saat masuk ke tempat ini raja dan permaisuri bisa beristirahat dengan tenang.
- Gua Peteng. Tempat buat nyepi untuk mendapatkan kekebalan tubuh dan tidak diberi penerangan sama sekali, makanya disebut dengan gua peteng atau gelap.
- Gua Arga Jumud. Digunakan hanya untuk petinggi keraton untuk bersantai atau mengadakan rapat penting.
- Gua Padang Ati. Â Tempat bersemedi agar memiliki kelapangan dada, keikhlasan dan keceerdasan.
- Gua Kelanggengan. Â Tempat bersemedi untuk mendapatkan kelanggengan jabatan.
- Gua Lawa. Â Gua tempat kelelawar. Ini entah buat apa gua ini dihkususkan buat kelelawar.
- Gua Pawon. Tempat menyimpan makanan dan memasak makanan atau istilahnya dapur.
Sayangnya ada yang tak disukai, banyak tukang foto yang memfoto kita secara diam-diam dan memajangkan hasil foto di pintu keluar Gua Sunyaragi. Mau gak dibeli kok nanti ada yang ambil, atau apa nanti fotonya dikemanakan .Â
Daripada nanti foto disalahgunakan akhirnya terpaksa membeli, itu ada lima buah . Kalau menurutku sangat disayangkan karena kesannya jadi kayak pemaksaan . Mungkin bisa jadi perhatian pengelola untuk menertibkan tukang foto ini apa yang boleh dan apa yang tak boleh. Semua demi kenyamanan pengunjung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H