Tapi apa daya ternyata popularitas Asep kurang baik dan sangat sedikit dukungan terhadap dirinya. Asep mulai kesal. Dirinya sudah membayar mahal paranormal itu tapi sampai saat ini sudah mendekati pemilihan , dukungan terhadap dirinya masih saja tak berubah sama sekali.Ada perasaan berkecamuk dalam dirinya. Rasa marah.Â
Uang yang dikeluarkan tak sedikit tapi malah jauh dari harapannya. Asep melihat kotak itu sekali lagi. Kotak biasa berukir mirip ukiran Jepara. Terbuat dari kayu. Asep menimang-nimang. Dipegang tutupnya, antara ragu-ragu membukanya atau tidak.Â
Apa sangsi kalau dia membuka toh tak diberitahu oleh pak Guntur. Lagipula harapannya menjadi caleg sudah pupus. Perlahan dibuka tutupnya. Tiba-tiba keluar ular besar dari kotak tersebut dan meliuk-liuk di hadapan Asep.Â
Asep tak mampu berteriak hanya matanya saja yang melotot  dan mulutnya ternganga. Ular itu langsung menelan tubuh Asep. Sesudah itu kamar menjadi sepi kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H