Pada saat berkunjung ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Belitung Timur, pemandu wisata menunjukan permainan tradisional yang ada dalam gambar dalam ruangan di sana. Namanya antu bubu.Â
Tertarik dengan antu bubu karena melibatkan hal yang mistis. Karena diawali dengan memanggil arwah roh halus. Justru ini yang membuat penasaran banyak orang yang belum pernah melihatnya. Dan permainan ini dikhususkan hanya untuk orang dewasa saja.Â
Sebetulnya permainan ini merupakan manifestasi dari kebiasaan masarakat setempat saat mengambil ikan dengan mengunakan bubu.Bubu adalah alat yang digunakan untuk menangkap ikan.Â
Bubu ini terbuat dari jalinan rotan dan diletakan di daerah yang banyak ikannya. Jadi saat ikan masuk bubu , ikan tersebut akan terperangkap dalam bubu.
Awalnya permainan ini dimulai dari cerita orang yang bernama Yunus yang suka menangkap ikan dengan bubu. Suatu saat dia menaruh bubu untuk bisa menangkap ikan tapi berhari-hari tak ada satupun ikan yang masuk ke dalam bubunya. Yunus mulaii curiga dan dia mengeluarkan kesaktiannya ternyata ada yang mencuri ikannya.Â
Dia bernama Sumadim.Dan Sumadim akhirnyaa meninggal di dekat bubu pak Yunus. Arwahnya  bergentayangan di sana dan akhirnya oleh orang pandai arwah ini sering dipanggil agar masuk ke dalam bubu dan yang melawan bubu ini juga akan kerasukan setan.Â
Permainan ini dikenal dengan antu bubu. Yang berperan adalah pawang yang mempunyai kekuatan untuk memanggil roh halus . Sampai kini akhirnya jadi permainan di daerah sana.
Bubu alat penangkap ikan berbentuk tabung yang dirangkai dari rotan dan sisi bawah terbuka. Untuk permainan ini dibutuhkan satu batok kelapa, bunu, kain kafan dan pawang dan penantang.
Batok kelapa yang sudah dikupas ditempelkan di atas bubu. Kemudian batok kelapa diukir sehingga mirip wajah manusia. Batok kelapa dan bubu lalu dibalut dengan kain kafan sehingga tampak seperti manusia yang menggunakan mukena.Â
Jika penantang lama tidak bisa menghancurkan bubunya maka pawangnya akan menghentikan permainan inid engan mengeluarkna rohnya kembali.Â