Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Duwet, Oh Duwet

29 Maret 2017   05:40 Diperbarui: 29 Maret 2017   05:47 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingat buah duwet karena ulah pamanku.Waktu bulan puasa , siang-siang nenekku menaruh buah duwet di atas meja makan dan pamanku melihatnya. Karena udara saat itu panas dan makan buah duwet akan bikin seger dan gak ngantuk. Akhirnya diambilnya buah duwet dan asyik makan. Saat nenekku menegurnya karena makan duwet padahal saat itu lagi puasa, barulah pamanku tersadar kalau sebetulnya dia puasa.  Aku jadi penasaran dengan buah ini apalagi sekarang sudah jarang loh orang makan duwet dan nyarinya juga susah.

Duwet ini tumbuh di daerah dataran rendah sampai ketinggian 500 meter di bawah permukaan laut. Batangnya tebal dan bercabang banyak, daunnya hijau, tebal dan menyirip. Duwet ini disebut dengan jamblang (Syzygium cumini) sejenis pohon dari  suku jambu-jambuan. 

Buah kecil betukuran diameter 2-3 cm saja, berbentuk lonjong dan warna buah setelah matang ungu kemerahan atau ungu kehitaman. Daging buahnya putih dengan rasa manis, asam dan sepet dengan biji berwarana putih. Bunganya tumbuh dari ketiak daun dengan kelopaknya berwana hijau muda dan berbentuk lonceng.  Uniknya putik sarinya berwarna putih dan mempunyai aroma yang harum.

Di dalam buah duwet ini terdapat senyawa seperti  antocyanin, vitamin A, C, riboflavin,kolin , asam folat, asam amino, Juga banyak mengandung mineral seperti natrium , kalium, kalsium, fosfor, zat besi, seng dan mangan. Manfaat dari tanaman duwet ini banyak mulai dari buahnya sampai batangnya.

  • Kulit kayu untuk diabetes dan diare
  • Bagian daunnya punya kegunaan seperti antioksida, anti inflamasi dan anti virus, mengobati konstipasi dan menghilangkan alergi.
  • Buahnya banyak mengandung antocyianin yang berguna untuk antioksidan dan penangkal radikal bebas.
  • Bagian bunganya kaya akan nektarnya yang berguna untuk memelihara lebah sehingga menghasilkan madu yang berkualitas tinggi.
  • Bijinya digunakan untuk pengobatan diare,disentri serta gangguan pencernaan seperti kembung, nyeri lambung .

Cara mengolah untuk pengobatan :

  • Diare pada anak. 6 gr buah duwet setengah matang  dan 6 gram beras yang sudah disangrai kemudian direbus dengan air matang samapi mendidih.  Setelah dingin makan buahnya sebanyak tiga kali sehari.
  • Untuk nyeri lambung. Sediakan  30 gram buah duwet tanpa biji. Kemudian sangrai sampai berbau harum dan masukkan ke dalam mangkuk untuk dijadikan tim hingga matang. Bisa melakukan hal ini tiga kali sehari dalam waktu 10 hari.
  • Untuk sariawan . sediakan kulit batang pohon duwet dan daun kemudian direbus. Airnya gunakan untuk kumur-kumur tapi harus masih hangat.
  • Untuk diabetes. Sebanyak 60 gram kulit pohon duwet rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa 1/5 gelas. Minum airnya dua kali sehari

Buah duwet ini termasuk buah lokal yang sudah jarang ditemukan lagi . Sudah tergeser dengan banyak buah impor . Sayang sekali ya, padahal potensi dari buah lokal ini masih bisa diberdayakan. Apalagi pohon duwet ini banyak manfaatnya mulai dari buah, daun dan kulit batangnya. Perlu sekali untuk bisa membudiadayakan kembali dan membuat olahan dari buah duwet  sebagai obat , atau jus buah yang dikemas menarik sehingga banyak diminati banyak orang. 

Jangan sampai pohon duwet ini hilang tanpa bekas dan kita kehilangan buah lokal selamanya. Jangan sampai anak cucu kita tak mengenal buah lokal sendiri. Mari kita galakkan untuk mulai mengkonsumsi buah lokal dan merangsang untuk membudidayakan buah lokal agar bisa bersaing dengan buah impor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun