Berkenalan dengan orang yang inspiratif  itu memang sesuatu sekali. Bermula dari melihat instagram milik mas Miftahudin dan melihat banyak kegiatan yang dia lakukan, akhirnya bisa berkenalan dengannya , walau saat itu komunikasi baru lewat WA. Miftahudin penduduk dari desa Tegalgubug Lor blok 4 Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon. Pekerjaan sehari-harinya pengumpul barang bekas. Dan tahu tidak dia menciptakan perpustakaan keliling . Perpustakaan kelilingnya dibuat dari odong-odong  berbentuk replika perahu yang terbuat dari bambu. Mengapa perahu? Ternyata ada filosofinya. Perahu itu sebagai penyelamat dunia.Perpustakaannya Miftahudin menamakannya Safinatun Najah (perahu penyelamat).
Keprihatinan Miftahudin atas kurangnya akses  pendidikan dan bacaan ke desa-desa , dan anak-anak  lebih tertarik dengan permainan online makanya dia membuat perpustakaan keliling ini. Dia berkeliling dari sekolah-ke sekolah yang tak punya perpustakaan dan dari lapangan ke lapangan yang ada di desa. Agar anak tertarik membaca buku ,Miftahudin memberikan hadiah mainan yang dibuat sendiri dari bahan limbah  kayu berupa replika motor mini. Bahkan ada sekolah yang rutin memintanya untuk datang ke sekolah tersebut karena anak-anak sekolah tersebut sangat antusias dan belum punya perpustakaan sekolah. Kemudian nak-anak disuruh  untuk menyimpulkan kembali apa yang dibacanya dan diberikan pada gurunya kalau dia mangkal di sekolah. Kalau tidak dia menyuruh anak-anak membacanya saja. Buku-bukunya didapat dari sumbangan teman atau donatur yang memberikan padanya tanpa dia meminta..
Aku terkesan dengan kepeduliannya dengan pendidikan dan bahan bacaan untuk anak-anak di desa yang tak tersentuh oleh pemerintah. Dengan kekuatan  sendiri Miftahudin mampu membawa anak-anak desa suka membaca. Walau sehari-hari pekerjaannya hanya sebagai pengumpul barang bekas dan kuli , betapa luhur budinya.  Aku terkesan sekali dengan anak muda ini. Dedikasinya melebihi siapaun dari kita-kita yang sebenarnya lebih mampu untuk berbagi. Aku sendiri sih merasa kerdil di hadapannya yang sudah banyak membantu banyak anak membaca. Akhirnya aku mengajak Miftahudin bermain ke komunitas Circle of Happiness untuk bisa berbagi . Keahlian dari Miftahudin juga banyak, salah satunya adalah membuat kaos dengan sablon sistim cukil. Bukan menyablon dengan  cara biasanya.
Dan hari itu datanglah Miftahudin dengan temannya Robert untuk mengajak anak-anak belajar sablon cukil. Sebelumnya Miftahudin sudah membuat pola yang dicukil di atas papan . Pola yang terdapat di papan itu diolesi dengan cat hitam , cat yang digunakan untuk percetakan . Dengan alat seperti rol untuk mencat tembok tapi dengan ukuran yang lebih kecil, catnya diolesi pada papan tersebut. Kaos yang akan disablon , dibagian tengahnya diberi papan . Baru papan cukil yang sudah diolesi cat tadi ditaruh di atas kaos dan ditutupi koran. Baru setelah itu dinjak-injak beberapa menit. Baru perlaahn dibuka dan dijemur di panas matahari sampai kering. Pengetahuan baru bagiku juga anak-anak. Mereka antusias berkumpul dekat Miftahudin untuk bisa melihat dan mengerjakan sablon cukil ini.
Pengalaman pertama yang menyenangkan. Bagiku  dan anak-anak ini ilmu langka yang sangat berguna. Ilmu yang gak didapat di sekolah. Anak-anak bisa belajar dari Miftahudin itu sesuatu keberuntungan tersendiri. Tak menyangka perkenalan di media sosial , akhirnya bisa bertemu langsung dan saling berbagi banyak pengalaman. Aku yang baru saja punya komunitas banyak menimba pengalaman yang dimiliki Miftahudin. Sungguh Miftahudin adalah inspirasi bagiku.  Dengan segala keterbatasannya dia bisa berbagi banyak hal, mengapa aku tidak??? So, berbagi itu indah katanya.........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H