Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menumbuhkan Minat Menulis pada Anak-anak

3 Agustus 2016   03:09 Diperbarui: 3 Agustus 2016   03:33 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak membacakan cerita yang ditulisnya. Dokumen pribadi

Hampir setiap anak di sekolah belajar bahasa Indonesia. Salah satu yang diajarkan adalah kemampuan menulis. Itu yang aku tahu saat aku masih duduk di sekolah dasar. Apa yang terjadi sekarang??? Ternyata kebanyakan para guru bahasa Indonesia lebih banyak memberikan teori tapi minim latihan atau prakteknya. Itu yang aku lihat dari anak-anak sekarang. Saat diberi tugas menulis , sangat sukar mengungkapan apa yang ada dalam otaknya untuk dituliskan dalam kalimat-kalimat. Dan ini terjadi juga pada anak yang sudah duduk di sekolah menengah atas??? Dari sana aku jadi berpikir ada apa dengan pelajaran di sekolah, mengapa banyak anak sulit untuk menuliskan apa yang dipikirkan dalam bentuk kalimat. Salah satu yang aku lihat sih kurangnya latihan dan pengalaman dalam hal menulis, karena menulis itu harus banyak belatih dan menjadi kebiasaan , sehingga tulisannya akan semakin baik. Selain itu kurangnya membaca sehingga kosa kata yang dimiliki sangat terbatas. Bila disuruh mengarang, kadang anak hanya bisa menuliskan dengan kalimat yang hanya tak sampai dari seperempat lembar.

Anak-anak menyusun gambar. Dokumen pribadi
Anak-anak menyusun gambar. Dokumen pribadi
Kalau menurut kamus besar bahasa Indonesia, menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan dengan menulis. Menulis adalah kegiatan yang bisa melahirkan kreativitas seseorang. Akhirnya menulis mempunyai kekuatan yang besar. Kalau dilihat banyak manfaat menulis bagi anak seperti :
  • Media penghapus stres. Menuliskan apa yang anak alami selama satu hari, akan membuat anak bisa mengluarkan uneg-uneg di hatinya . Akibatnya beban yang dia hadapi bisa berkurang
  • Belajar merangkai kata, sehingga dapat meningkatkan kemampuan bahasanya Mulai dari merangkai dua kata, lalu tiga kata dan akhirnya akan lebih banyak merangkaikan kata menjadi kalimat yang sempurna.
  • Bisa mengembangkan kemampuan fisik. Karena dengan menulis anak-anak bisa belajar mengkoordinasikan jemarinya agar bisa menuliskan rangkaian huruf menjadi kalimat.
  • Bisa mengembangkan kemampuan kognitif. Dengan menulis anak belajar konsentrasi dan fokus dalam bepikir, sehingga kemampuan daya ingatnya menjadi besar. Bila menjadi kebiasaan ini akan mengasah kreativitas anak.
  • Membangun sosial.Anak-anak bisa saling berbagi pengalaman lewat  tulisan sehingga anak lain terinspirasi.

Dari susunan gambar ini anak-anak akan menulis cerita. Dokumen pribadi
Dari susunan gambar ini anak-anak akan menulis cerita. Dokumen pribadi
Banyak manfaat dari kegiatan menulis dan sangat disayangkan kalau menulis tidak diajarkan dan tidak dibiasakan pada anak-anak. Tumbuhkan minat menulis anak sejak dini.Tentu banyak cara untuk bisa menumbuhkan minta menulis pada anak-anak. Salah satu caranya dengan melatih dari kecil untuk menulis apa saja di kertas. Selain itu budayakan membaca, karena dengan membaca anak-anak akan mendapatkan perbendaharaan kata baru dan akan semakin banya kosa kata yang dimiliki maka tulisannya juga akan semakin bervariasi. Dengan menulis anak juga akan mempunyai kecerdasan majemuk yang meliputi kecerdasan interpersonalnya, kecerdasan bahasa,kecerdasan logika,kecerdasan naturalis, kecerdasan visual,Dan ini semua akan mencetak anak menjadi cerdas dan briliant.

Anak-anak membacakan cerita yang ditulisnya. Dokumen pribadi
Anak-anak membacakan cerita yang ditulisnya. Dokumen pribadi
Itulah sebabnya di komunitas Circle Of Happiness juga anak-anak diajarkan menulis, Guru yang mengajarnya adalah dosen bahasa Indonesia perguruan tinggi swasta di Cirebon. Pada awalnya anak-anak kesulitan untuk mengungkapan apa yang dipikirkan dalam bentuk tulisan. Pengalaman pertama masih banyak terlihat kalimat yang janggal dan masih banyak dibantu oleh pembimbing. Seiring waktu anak-anak mulai terampil. Begitu juga dengan yang mengajar. Bunda Hesti juga mengamati anak-anak dan beliau berpendapat kalau anak lebih bisa menulis kalau ada gambar/visualnya sehingga memudahkan untuk menulis. Akhirnya bunda Hesti sering memberikan banyak gambar dan anak harus menceritakan apa yang ada di gambar. Ternyata hasilnya lebih baik. Begitu juga untuk penulisan cerita tentang puasa, anak-anak terlebih dahulu menyusun gambar kegiatan puasa mulai dari sahur samapi solat taraweh. Baru setelah itu anak-anak menuliskan berdasarkan gambar yang ada bisa sebagian atau seluruhnya. Dan itu memudahkan anak untuk menuliskannya. Anak belajar , begitu juga pengajarnya  juga belajar. Pengajar akhirnya mendapatkan ide dan jalan keluar dari melihat apa yang dilakukan anak-anak. Hasil anak-anak menulis cerita atau puisi , segera dijilid dan anak-anak akan membaca dengan perasaan gembira.  Tulisannya tampil di kumpulan cerita yang sudah dijilid, menjadi suatu kebanggan tersendiri. Mudah-mudahan banyak lagi yang membiasakan sejak dini anak untuk mau menulis karena banyak manfaatnya. Selamat menulis!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun