Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sawah Penuh Bulir-bulir Kuning

26 Januari 2016   04:04 Diperbarui: 26 Januari 2016   04:18 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu pergi ke curug Cipeutey, aku melewati hamparan sawah yang begitu luas dan indah di pegunungan di kaki gunung Ciremai. Dan kebetulan ada beberapa sawah yang tampak padinya sudah merunduk dan berwarna kuning. Hamparan terlihat indah dari kejauhan. Tampak terasering yang bertumpuk-tumpuk ke bawah begitu indah . Begitu pula aktivitas petani . Ada yang membajak, menyiangi dan menjemur padi yang sudah dipanen. Sungguh luar biasa alam pendesaan dengan persawahan yang menakjubkan indahnya.

Menurut ahli kalau pembudidyaan tanaman ini dimulai di negara Cina. Ini terbukti dengan  penanggalan karbon dan biji padi dan materi organik tanah yang ditemukan di situs Chaodun di Kushan County. Di sana dilakukan penggalian dan ada lokasi yang dipercaya dulunya adalah sawah. Begitu juga di Korea terdapat situs yang terkait dengan sawah. Juga terdapat bukti bahwa beras  disimpan untuk keperluan militer dan prosesi pemakaman sejak jaman neolitik sampai Dinasti Han di Cina. Sawah sendiri adalah lahan yang berpemukaan rata yang dibatasi oleh pematang dan ditanami oleh padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Tapi kebanyakan untuk padi, makanya sawah harus mampu menyangga genangan air. Hal ini dikarenakan padi membutuhkan genangan air untuk pertumbuhannya. Biasanya agar pasokan air lancar , ada sistim irigasi dari mata air, sungai atau hujan. Padinya dikenal dengan padi lahan basah (lowland rice). Nah sawah yang ada di tanah yang miring dibuat berundak-undak agar tak longsor dan bisa menahan air.

Tiga macam Sawah yang ada adalah:

1.Sawah irigasi : sawah yang pengairannya teratur dan tak bergantung dengan curah hujan karena pengairan diperoleh dari waduk atau sungai. Biasanyan bisa panen dua kali setahun dan musim kemarau bisa diselingi dengan tanaman palawija.

2. Sawah tadah hujan : sawah yang hanya mendapatkan air hanya pada musim hujan saja Biasanya ditanami padi jenis gogorancah. Dan pada musim kering ditanami jagung, palawija dan ketela pohon.

3. Sawah pasang surut: Sawah yang tergantung air permukaan . Air permukaan tergantung kondisi pasang surut air sungai. Saat pasang sawah tergenang air dan saat surut sawah kering . Sawah demikian banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Ternyata sawah punya manfaat lain selain untuk menanam padi. Sepert berikut :

1. Menghasilkan bahan pangan yaitu beras. Beras sudah kita ketahui sebagai bahan pangan pokok yang digunakan oleh masarakat Indonesia, sehingga sawah menyediakan konsumsi untuk masarakat banyak.

2. Menjadi lahan kerja .Dengan adanya sawah membuka peluang untuk tenaga kerja yang bekerja di sawah.

3. Mempertahankan budaya tradisonal . Sawah sudah ada sejak dulu dan sudah merupakan bagian dari hidup petani. Artinya masarakat petani sudah mempertahankan budaya tradisional.

4. Tempat untuk menumbuhkan gotong royong. Dimana masarakat pedesaan selalu bergotong royong saat mengerjakan sawahatau saat panen.

5. Sumber pendapatan masarakat pedesaan. Semua pendapatan petani dari sawah , makanya dengan adanya sawah petani dapat menghidupi keluarganya.

6. Sebagai sirkualsi air khususnya pada musim kemarau. Parit-parit akan tetap hidup selama ada petani.

7.  Mengurangi banjir.

 

Pengalaman masa kecil bermain di sawah terlintas di benakku saat aku memutuskan untuk berhenti sejenak dekat hamparan sawah saat pulang dari curug.Menyusuri pematang sawah dan melihat kegiatan petani di sana. Sungguh luar biasa. Petani yang sederhana mulai menaman , memelihara sampai memanen yang sebagian akan dikonsumsi masarakat kota. Sungguh luar biasa. Keringat yang keluar dari tubuhnya begitu berharga untuk orang banyak. Tampak saung di tengah sawah. Dan tampak mereka beristirahat sejenak , sambil minum dan makan siang. Sebagian lain menjemur padi, membajak sawah . Sungguh luar biasa pemandangan alam dan kehidupan di persawahan. Mari kita hargai jerih payah petani yang telah memberikan kontribusi untuk pangan masarakt kota. Dan alam yang begitu indah di pedesaan agar tetap langgeng tak tercemar polusi dan tak diubah menjadi rumah-rumah mewah atau pabrik-pabrik besar. Semoga keindahan akan langgeng sepanjang masa...

 

Sumber foto : dok pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun