Mohon tunggu...
Hassyifa Febriliyani
Hassyifa Febriliyani Mohon Tunggu... Lainnya - Siswi MTsN PADANG PANJANG

EN-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perbedaan Perlakuan Sekolah terhadap Pendidikan Akademik dan Pendidikan Non Akademik

7 November 2023   17:18 Diperbarui: 10 November 2023   20:40 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan Perlakuan Sekolah Terhadap Pendidikan Akademik dan Nonakademik

Pendidikan di sekolah terbagi menjadi 2. Akademik dan non-akademik. Pendidikan akademik mencakup pelajaran umum seperti IPA, IPS, Matematika, dan lain-lain. Pendidikan nonakademik mencakup pelajaran yang tidak umum atau ekstra. Seperi kesenian, sastra, tahfiz, olahraga, dan sebagainya.

Setiap anak memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Sekolah berkewajiban memberikan pendidikan dan membantu pengembangan bakat mereka. Setiap sekolah harus memberikan fasilitas sesuai bakat dan minat siswanya.

Namun, beberapa sekolah terindikasi memberikan perlakuan yang berbeda terhadap kedua pendidikan tersebut. Banyak sekolah yang hanya mementingkan pendidikan akademik daripada non-akademik. Mulai dari tempat latihan, fasilitas, atau guru pelatih.

Misalnya di sekolah A terdapat ekskul olimpiade MIPA dan ekskul kesenian.

Sekolah lebih mendukung ekskul olimpiade MIPA dibandingkan kesenian. Sekolah memberikan banyak fasilitas kepada ekskul olimpiade MIPA. Mulai dari konsumsi murid dan guru, alat praktikum, tempat latihan, dan gaji guru pelatih yang lebih tinggi.


Sementara ekskul kesenian kekurangan fasilitas, seperti kurangnya alat musik atau alat musik tua yang sudah mulai rusak atau lapuk. Serta tidak adanya konsumsi untuk guru pembimbing dan siswa.

Serta saat lomba, siswa Olimpiade MIPA mendapatkan uang jajan dari sekolah. Sedangkan saat anak kesenian lomba, mereka tidak mendapatkan uang jajan dari sekolah. Dan jika anak Olimpiade MIPA selesai lomba, menang tidak menang mereka akan disanjung didepas siswa lain, dan diberikan hadiah uang tunai dari sekolah. Sedangkan saat siswa kesenian sudah juara nasional pun tidak mendapatkan reaksi apapun dari pihak sekolah dan tidak pula diberi uang. Kalau pun dapat hanya kisaran Rp. 10.000,-. Padahal keduanya sama-sama mewakili sekolah dan memperjuangkan nama baik sekolahnya.


Hal ini membuat banyak bakat siswa yang dibidang no akademik tidak tersalurkan sepenuhnya. Lama-kelamaan siswa akan kehilangan semangat bahkan minatnya. Padahal bakat tersebut bisa mendapatkan banyak prestasi yang mengharumkan nama sekolah. Apakah non-akademik seredah itu?

Selain itu, banyak orang tua atau pihak sekolah menganggap bahwa pendidikan nonakademik itu sepele dan tidak dapat menjamin masa depan. Padahal jika benar-benar simaksimalkan, non-akademik dapat melebihi akademik.

Kita dapatmemperbaiki hal ini denga beberapa kiat, yaitu:
1. Sebagai siswa, jangan takut untuk menunjukan bakat kita. Tetap semangat walau banyak hambatan.
2. Selaku pihak sekolah. Pihak sekolah harus membantu siswa dalam mengembangkan atau menyalurkan bakat mereka. Baik akademik maupun non-akademik.
3. Sebagai orang tua, dapat memilihkan sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat anak. Serta tidak menekan atau bahkan memaksakan anak dalam satu bidang apalagi bukan minat bakat mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun