Mohon tunggu...
Hassya Azmikanaura
Hassya Azmikanaura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi

Halo! Saya merupakan seorang mahasiswi yang tengah mencoba untuk menyalurkan hobi saya dalam menulis melalui Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Tradisi Membuat Kue Kering Selama Idul Fitri: Sebuah Warisan Manis

22 April 2024   15:35 Diperbarui: 22 April 2024   15:47 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Idul Fitri atau Lebaran merupakan momen yang penuh kegembiraan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Tahun 2024, perayaan Idul Fitri kembali menyatukan umat Muslim dalam merayakan kemenangan setelah menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan penuh. Di Indonesia, tradisi Idul Fitri masih dijaga dengan penuh keceriaan.

Masyarakat pun memiliki berbagai macam cara yang unik untuk memeriahkan Idul Fitri, salah satunya adalah menyambut Idul Fitri dengan tradisi membuat kue kering. 

Tradisi membuat kue kering selama Idul Fitri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia. Kue-kue kering ini tidak hanya menjadi hidangan lezat, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam merayakan momen penting ini. 

Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, tradisi ini muncul pada masa kolonial Belanda, di mana interaksi antara orang Belanda dan masyarakat Indonesia menyebabkan penyerapan budaya Eropa ke dalam budaya Indonesia, termasuk dalam hal kuliner.

Menurut Fadly, masyarakat Indonesia mulai merasa bahwa kue tradisional memiliki tekstur yang lengket dan tidak awet. Namun, kue-kue kering disajikan selama beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, tetap awet untuk disajikan saat Idul Fitri. 

Hal ini menunjukkan bahwa tradisi membuat kue kering selama Idul Fitri tidak hanya merupakan bagian dari perayaan, tetapi juga menunjukkan status sosial seseorang.

Pada masa itu, masyarakat Indonesia menengah ke atas sudah tidak lagi menyajikan makanan tradisional yang terbuat dari sagu, tepung beras, tepung ketan, dan lain-lain.

Warga Kecamatan Gegerkalong, Kota Bandung pun turut memeriahkan tradisi ini dengan menyajikan dan memberi kue-kue kering pada saat Idul Fitri. Kue kering yang disajikan pun memiliki beragam jenis dan variasi. 

Mulai dari kue kastengel, kue putri salju, kue kembang goyang, hingga kue akar kelapa, setiap jenis kue kering memiliki keunikan dan kelezatan tersendiri. Proses pembuatan kue-kue ini pun menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi, menciptakan kehangatan dan kebersamaan dalam proses pembuatannya.

Antusiasme masyarakat Kecamatan Gegerkalong dalam tradisi menyediakan kue kering saat Idul Fitri ini pun membuat pesanan kue kering yang diterima oleh para pengrajin kue pun melonjak drastis. Begitu pula yang dirasakan oleh Bu Katriena, salah seorang pembuat kue kering di Kecamatan Gegerkalong, Kabupaten Bandung.

“Setiap Idul Fitri biasanya pesanan kue kering langsung melonjak drastis, sehari saya bisa produksi sebanyak 30 toples,” keterangan dari Bu Katriena ketika diwawancarai oleh penulis (09/04/2024).

Kemudian, Bu Katriena juga menambahkan bahwa kue kering yang paling diminati adalah kue nastar, kue kastengel, dan kue coklat. “Kue nastar, kue kastengel, dan kue coklat selalu menjadi yang paling banyak dipesan setiap tahunnya.”

Sumber: Dokumen pribadi penulis
Sumber: Dokumen pribadi penulis

Di antara banyaknya tradisi dan kebiasaan saat Idul Fitri yang dilakukan masyarakat Indonesia, tradisi membuat kue kering tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Lebaran. 

Meskipun di tengah pandemi ini kita harus menjaga diri agar tetap di rumah demi menekan angka penularan virus, tradisi membuat kue kering tetap menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan dalam merayakan momen penting ini. 

Dengan kelezatan dan makna mendalamnya, tradisi membuat kue kering selama Idul Fitri tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia, menciptakan kehangatan dan kebersamaan dalam merayakan momen penting ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun