Mohon tunggu...
Hassanah
Hassanah Mohon Tunggu... Freelancer - Just a sister

Si penyuka ketenangan, aroma hujan, dan suara katak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ibuku Punya Otot

15 Juni 2023   18:05 Diperbarui: 15 Juni 2023   18:09 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: mylovt.com

"Kamu ini, Sri! Nakal banget jadi anak. Makanya, kalau dinasehati orang besar itu nurut."

Bulek Ayu mendorongku dan mengusap kepala Dito. Dia marah-marah. Sampai aku berjalan pulang, dia masih marah.

Setelah hari itu, Dito enggak mau lagi main sama aku. Katanya, aku nakal. Dan waktu aku mulai masuk sekolah, dia terus bilang ke teman-teman kalau aku nakal. Aku enggak nakal. Ibuknya yang jahat sama aku. Sekarang dia juga jadi jahat kayak ibuknya. Aku enggak suka.

Di sekolah, Ibu Guru Ani baik sekali. Ibu guru selalu bilang kalau aku anak pintar. Sama kayak ibuku setiap kali mau pergi kerja, "Sri anak pintar, jangan buka pintu walau ada yang ketok-ketok, ya. Ibu pergi kerja dulu.". Pokoknya, Bu Guru Ani itu enggak kayak Bulek Ayu. Ibu guru bilang, aku anak baik. Ibu guru bilang, aku harus sayang sama orang tua. Beda sama orang-orang besar di sebelah rumah.

Orang besar di dekat rumahku bilang, ibuku itu nakal. Tuhan enggak suka sama Ibuku. Emangnya kenapa gitu? Aku suka, kok, sama Ibu. Dia adalah orang paling hebat. Dia yang nomor satu di dunia.

Orang besar itu jahat. Sama kayak Bulek Ayu yang udah bikin Dito jadi jahat, orang-orang besar itu pasti bikin anak-anaknya ikut jadi jahat. Kemarin mereka bilang enggak mau temanan sama aku. Terus tadi pagi mereka bilang enggak mau dekat-dekat sama aku.

"Sri udah gila."

"Iya. Kemarin aku lihat dia. Masa dia panggil bapaknya 'ibu'?"

"Kan, bapaknya pake baju perempuan. Enggak malu."

"Kata mamahku, bapak si Sri itu bencong."

"Iya. Kata ibukku kita enggak boleh main sama dia. Nanti bisa jadi bencong."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun