Mohon tunggu...
Hasruliza
Hasruliza Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang aktivis didunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Filosofi Pratap Triloka dan Kepemimpinan

11 Agustus 2024   07:36 Diperbarui: 11 Agustus 2024   07:36 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                 

Pratap Triloka adalah istilah yang merujuk pada tiga prinsip dasar kepemimpinan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia. Tiga prinsip ini dikenal sebagai pedoman dalam mendidik dan memimpin, dan sering diterapkan dalam konteks pendidikan, namun juga relevan dalam kepemimpinan secara umum.

Prinsip-prinsip dalam Pratap Triloka adalah:

1. Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh):

Pemimpin atau pendidik harus menjadi contoh yang baik bagi orang-orang yang dipimpinnya. Dengan memberi teladan yang baik, pemimpin dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk mengikuti jejak yang benar.

2. Ing Madya Mangun Karso (Di tengah membangun semangat):

Pemimpin harus berada di tengah-tengah orang yang dipimpinnya, membangun semangat, dan menciptakan motivasi di antara mereka. Pemimpin harus dapat berinteraksi secara langsung dan membangkitkan semangat kerja sama serta rasa tanggung jawab bersama.

3. Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan):

Pemimpin memberikan dukungan dari belakang, mendorong dan memfasilitasi orang-orang yang dipimpinnya agar dapat berkembang dan mandiri. Dengan memberikan kepercayaan dan dukungan, pemimpin memungkinkan orang lain untuk berinisiatif dan tumbuh sesuai dengan potensinya.

Prinsip-prinsip ini menggarisbawahi pentingnya pemimpin yang tidak hanya memerintah dari atas, tetapi juga terlibat secara aktif dalam proses dan perkembangan orang-orang yang dipimpinnya. Filosofi ini menekankan keseimbangan antara menjadi teladan, membangun semangat, dan mendukung secara moral serta material.

Kutipan:

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik." (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). -- Bob Talbert

Kutipan ini mengandung makna bahwa mengajarkan anak-anak untuk "menghitung" berarti memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang konkret dan terukur. Namun, mengajarkan mereka "apa yang berharga" berarti membantu mereka memahami nilai-nilai kebajikan yang universal seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, dan integritas kehidupan mereka sebagai individu dan anggota masyarakat.

Kaitannya dengan Proses Pembelajaran yang Sedang di Pelajari

Dalam konteks pembelajaran yang sedang di pelajari, kutipan ini relevan dengan konsep pendidikan yang tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter dan etika. Modul yang di pelajari tentang pengambilan keputusan, dilema etika, dan coaching menekankan pentingnya nilai-nilai dalam setiap tindakan yang diambil. Pembelajaran tidak hanya bertujuan untuk menguasai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk individu yang mampu membuat keputusan yang baik, bijaksana, dan bermoral.

Dampak Nilai-nilai atau Prinsip dalam Pengambilan Keputusan terhadap Lingkungan

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan memiliki dampak besar pada lingkungan kita. Keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai yang kuat seperti keadilan, integritas, dan empati dapat menciptakan lingkungan yang positif, inklusif, dan harmonis. Sebaliknya, keputusan yang diambil tanpa mempertimbangkan nilai-nilai ini dapat menyebabkan ketidakadilan, konflik, dan perpecahan. Sebagai pemimpin pembelajaran, keputusan yang dibuat tidak hanya mempengaruhi diri sendiri tetapi juga mempengaruhi murid-murid , rekan kerja, dan budaya sekolah secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun