Masih baik kalau kandidat capres-cawapres itu datang dari non partai, tapi sebaliknya sangatlah buruk bila kandidat dari kader partai lain. Ini sama saja menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan.Â
Selain PDI-P sudah mendapat tiket Pilpres tanpa koalisi, ada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), berisi Golkar, PPP, dan PAN. Disusul poros Gerindra dan PKB dengan nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Ada juga poros NasDem, Demokrat, dan PKS di Koalisi Perubahan.
Coba kita hitung kekuatan empat kubu tersebut di DPR, Â PDI-P 22,26 persen, bakal koalisi Gerindra dan PKB 23,84 persen, KIB 25,73 persen dan bakal koalisi NasDem, PKS, Demokrat 28,35 persen.
Begitupun Capres 2024 juga sudah bisa diprediksi antara lain, ada Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Puan Maharani, Airlangga. Kelihatan sudah tidak bergeser dari lima kandidat itu yang dikondisikan.
Dari lima kandidat tersebut, tentu akan mengerucut mengikuti arah koalisi. Bila PDI-P berkoalisi maka bisa dipastikan pasangan calon (Paslon) akan berkurang. Paling banyak tiga Paslon yaitu, PDI-P, Gerindra dan NasDem, bisa terjadi dua Paslon antara Kubu Prabowo versus Anies Baswedan.
Anies Baswedan di NasDem sebenarnya masih sangat rawan, bisa saja Anies tidak dapat tiket menuju Pilpres 2024. Kalau toh dapat tiket, bisa dengan terpaksa berpasangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Ketum Partai Demokrat.
Begitu juga yang terjadi pada Ganjar Pranowo, karena kalau Ganjar ditolak oleh PDI-P, juga tidak semudah langsung bisa duduk pada posisi capres di KIB. jadi pada prinsipnya, Anies dan Ganjar masih kondisi rawan.Â
Kelihatan posisi paling aman untuk capres adalah Prabowo Subianto dan Puan Maharani, baik secara terpisah maupun sekiranya ingin berkoalisi PDI-P dan Gerindra.Â
Puan Maharani paling aman menjadi cawapres dan bisa gagal bila paksa menjadi capres, selain susah dapat cawapres yang mumpuni. Karena bisa diprediksi bahwa kalau Megawati paksa Puan sebagai capres maka terjadi pecah kader dan suara pemilu tergerus. Â
Keruwetan koalisi dan kandidasi ini sebenarnya lebih disebabkan posisi Ganjar yang didorong oleh Jokowi itu belum aman. Terjadi serba salah melangkah oleh Jokowi, dengan adanya Puan ingin masuk menjadi capres. Nah itulah sehingga masih seperti bola liar kandidasi ini.Â
Jokowi juga tidak bisa bebas untuk menguasai dan mengendalikan KIB untuk perahu Ganjar Pranowo, menerobos Golkar juga susah yang jauh berbeda dengan PPP dan PAN, mungkin mudah dikendalikan Jokowi. Â