"Politik itu mahal, bahkan untuk kalahpun kita harus mengeluarkan banyak uang."-Will Rogers
Bila dikalkulasi diatas akal sehat, hanya berapa saja kader elit PDI-P yang dekat dengan Megawati Soekarnoputeri, Ketua Umum PDI-P. Itupun dapat diprediksi semua kader bersikap Asal Ibu Senang (AIS), demi sebuah posisi di pemerintahan dan partai.Â
Kalau Megawati paksakan Puan Maharani, Ketua DPR RI maju sebagai Calon Presiden (Capres) 2024, maka dipastikan PDI-P akan pecah dan secara pasti suara PDI-P akan tergerus perolehan suaranya di Pemilu 2024.
Sebenarnya Megawati jangan turuti permintaan dan ambisius Puan untuk maju sebagai Capres 2024, ini sangat berbahaya bagi kelangsungan PDI-P. Sangat jelas dugaan ini bahwa Puan yang ngotot jadi capres.Â
Kalau toh Megawati inginkan Puan maju, jangan paksa tunggal. Tapi buat konvensi, biar alami perjalanan Puan menuju puncak kekuasaan, kalau terpilih ya syukur. Daripada hancurkan PDI-P dan pasti ikut hancur karir Puan dan trah Bung Karno, Sang Proklamator Indonesia.
Tapi jalan terbaik bagi Puan adalah masuk sebagai Cawapres terlebih dahulu, jangan melihat dan berpandangan bahwa PDI-P adalah bersyarat majukan Capres-Cawapres tanpa koalisi. Kalau Megawati dan Puan oper confident, akan hancur. Â
Juga jangan malu menjadi cawapres walau kesempatan menjadi capres terbuka lebar. Dalam politik bukan rasa yang bermain tapi akal, kalkulasi ril di lapangan dan kemampuan si calon. Puan sangat tidak masuk kalkulasi politik bila paksa capres.
Kalau Puan menurunkan egonya dan bersedia menjadi cawapres, maka akan matang menjadi capres di Pilpres 2029. Tinggal membuat aturan main dengan capres pasangan Puan yang diusung oleh PDI-P 2024 untuk Pilpres 2029.
Alternatif terburuk bila PDI-P tidak berkoalisi, maka lebih baik formasi Ganjar-Puan, daripada majukan Puan, potensi gagal dan suara PDI-P pasti melorot tajam di Pemilu 2024.
Bisa pula PDI-P melakukan konvensi untuk menjaring capres dan cawapres 2024, Megawati dan Puan jangan paksa karena merasa penguasa di PDI-P. Sangat berbahaya, dan pasti Puan gagal.Â