Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebuah Inovasi Sistem dalam Solusi PR Siswa

28 Oktober 2022   20:45 Diperbarui: 28 Oktober 2022   20:47 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa sekolah (Dok. Abdul Rahmat) by Kompas

"Tanpa pengetahuan, tindakan tidak berguna dan pengetahuan tanpa tindakan adalah sia-sia." - Abu Bakar

Dalam pemberitaan Kompas, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi rencana menghapus Pekerjaan Rumah (PR) bagi siswa, dan bakal dimulai pada 10 November 2022 mendatang, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Baca dan Klik di Sini.

Sebagaimana pernyataan Wali Kota Surabaya, sesungguhnya tidak total akan menghapus PR, tapi harapannya jangan beri PR siswa yang berat-berat agar tidak terbebani dan yang terpenting adalah mengutamakan pertumbuhan karakter.

Sebagai gantinya, para siswa akan mendapatkan 2 (dua) jam kelas pengayaan yang digunakan untuk pendalaman karakter serta meningkatkan kemampuan siswa untuk bersosialisasi.

Cuma ada yang terasa ganjil kebijakan Wali Kota Surabaya itu adalah penyelesaian PR bagi siswa di tingkat SD dan SMP, dapat dilakukan di kelas.

Alasannya agar siswa fresh, saat anak-anak pulang sudah tidak ada beban mengerjakan PR. Berarti bukan PR namanya donk, untuk apa? Mari coba analisa dan kaji sebuah solusi yang penulis tawarkan dalam opini ini.

"Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan."

Sebuah Inovasi PR Siswa

Pertama, PR jangan dihilangkan, tetap penting diadakan, karena itu bertujuan agar ada alat kontrol untuk siswa, bagi sekolah dan orang tua.

Kedua, penulis memberikan sedikit solusi agar terjadi pembentukan karakter, fungsi atau peningkatan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dan komunikasi antar orang tua siswa dan lingkungannya di luar sekolah.

Sekolah memberlakukan aturan adanya kontrol yang bisa dijadikan bahan bantu monitoring dan evaluasi (monev) bagi guru dan orang tua. 

Disiapkan semacam buku lembar kerja siswa dan diberikan gratis pada siswa untuk pencatatan kegiatan di luar sekolah yang ikut ditandatangani oleh orang tua, dan/atau pelaksana kegiatan yang diikuti oleh siswa yang bersangkutan.

Misalnya, kalau siswa mengikuti kegiatan di dalam rumahnya, apa saja yang dilakukan siswa (misalnya menyelesaikan PR atau ada pekerjaan lain terkait pengajaran, shalat berjamaah dan lainnya) itu diberi catatan oleh orang tua dan ditandatanganinya, dan juga ada tambahan tandatangan oleh guru yang bersangkutan sebagai kontrol untuk mengetahui kegiatan ekstra kurikuler.

Contoh kegiatan di luar rumah misalnya siswa dalam mengikuti acara atau kegiatan di masjid, gereja ataupun tempat lainnya. Maka pelaksana acara yang ikut bertandatangan dan orang tua ikut serta sebagai kontrol mengetahui aktifitas di luar rumah.

Solusi ini memang diakui beresiko ada pembiayaan untuk mencetak semacam buku lembar kerja siswa di luar sekolah. Tapi demi atas nama pembangunan sumber daya manusia masa depan yang cerah, pembiayaan tidak menjadi masalah.

Banyak cara untuk mencari pembiayaan pencetakan buku lembar kerja siswa tersebut, bisa melalui APBN/D atau lebih bagus melalui pemberdayaan dana corporate sosial responsibility (CSR) perusahaan atau sponsorship.

Dalam solusi peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran, terkhusus dalam pembentukan karakter siswa, memang harus ada semacam sarana dan prasarana komunikasi antara orang tua, siswa dan sekolah. 

Jangan dilepaskan begitu saja, apalagi di era yang serba cepat dewasa ini dan sangat mengglobal dengan balutan teknologi canggih yang bisa menjerat bila kita tidak mampu mengatasinya.

Bagaimana pendapat Anda?

Jakarta, 28 Oktober 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun