Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Bisnis Start-Up Banyak Mati Suri, Intrapreneur Solusinya?

25 Oktober 2022   14:14 Diperbarui: 25 Oktober 2022   14:26 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga mereka abai terhadap karakteristik sampah dan karakteristik bisnis sampah. Termasuk Gojek pernah masuk di bisnis sampah dan malah kerjasama dengan Menteri LHK, coba kurang apa powernya, modal dan kekuasaan sudah ditangan mereka. Tapi mati juga bisnis itu. Padahal penulis sudah ingatkan, sampah bukan bisnis biasa, tapi bisnis yang luar biasa.

Ada memaksa kreatifitas dengan belajar instan di Youtube dan lainnya, karena motivasi cuan yang ingin mereka dapat melalui kemudahan fasilitas di internet untuk mendapat pasar, tanpa memperhitungkan banyak hal. Khususnya mental bisnis yang harus hadapi proses.

Karena sesungguhnya memulai bisnis rintisan semacam ini, tidak terlalu banyak persiapan. Itulah pikiran dan persepsi para pelaku bisnis rintisan, bila perlu modal pertama di subsidi oleh orang tua, merengek pada orang tua atau keluarga, dan hindari itu.

Mereka lupa bahwa dalam bisnis ada faktor utama yang harus dimiliki, yaitu miliki jiwa bisnis itu sendiri yang ulet, ilmu, perencanaan, jejaring, pilihan produk (unggulan dan pendukung) dan pasar (baru dan lama). Bukan hanya butuh semangat membabi buta.

Karena umumnya bisnis rintisan ini hanya modal semangat ditambah juga lingkungan yang kurang memahami sebagai modal utama selain uang, maka mereka umumnya mati suri setelah mereka menemukan kendala dalam menjalankan usahanya.

Mereka lupa atau mungkin tidak tahu bahwa bisnis itu bukan alternatif, tapi sebuah pilihan. Umumnya gagal dalam bisnis karena mereka menganggap bisnis hanya alternatif saja. 

Karena menganggap bisnis itu adalah alternatif, maka produk yang menjadi unggulannya juga menjadi alternatif, maka nampak mudah berpindah produk.

Jadi sesungguhnya para pengelola bisnis rintisan belumlah menjadi atau siap sebagai pengusaha, umumnya hanya menjadi pedagang saja. Ahirnya mati suri dengan sedikit saja dapat masalah, tumbang.

Solusi Intrapreneur

Dalam berbagai momentum, penulis sering sampaikan pada calon-calon pengusaha dan termasuk pelaku bisnis rintisan starup ini, bahwa bekali diri Anda dengan belajar dari pengalaman pendahulu, baca sukses story, raih jiwa bisnis dulu sebelum masuk di dunia bisnis.

Sesungguhnya jiwa bisnis itu adalah memahami dan menerima prinsip bahwa hidup ini adalah proses, bukan instan. Bilamana memahami bahwa hidup itu adalah proses, maka Anda akan tahan banting dan tidak mudah mengeluh dan kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun