Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kemasan Pangan dan Obat, Plastik PET Ada Zat Etilen Glikol

24 Oktober 2022   11:53 Diperbarui: 24 Oktober 2022   12:48 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama mengakui ada berbagai kemungkinan penyebab gagal ginjal akut yang saat ini banyak ditemukan pada anak. "Bisa etilen glikol, bisa infeksi, bisa leptospira, bisa bakteri E.coli, bisa Covid-19," ujarnya, Minggu, 23 Oktober 2022. (Baca Tempo.Co)

Jadi para pihak, khususnya BPOM dan Menkes harus hati-hati dalam masalah zat racun ini, baik itu BisPhenol-A atau BPA maupun Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DG), yang kesemuanya ada mengandung zat tersebut pada kemasan pangan (makan, minum) dan obat-obatan berbentuk cair dengan kemasan plastik PET.

Pelabelan Zat Racun dan Sampah

Untuk pelabelan zat-zat racun yang ada dalam kemasan pangan dan obat-obatan, BPOM sebaiknya koordinasi dengan Menko Maritim dan Investasi, untuk sekaligus pembahasan bersama pelabelan nilai ekonomi kemasan yang berahir menjadi sampah. Demi pencegahan sampah kemasan pangan dan obat.

Karena kedua masalah tersebut saling terkait, baik kesehatan manusia maupun lingkungan harus benar-benar dalam pengawasan yang serius dan komprehensif, jangan ada permainan karena resiko sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kehidupan.

Dalam pelabelan di kemasan, atas zat racun pada kemasan pangan dan obat. Presiden dan DPR jangan hanya melibatkan BPOM, jangan bekerja parsial.

Begitu juga pada pelabelan nilai ekonomi kemasan yang berahir menjadi sampah. Harus libatkan lintas stakeholder untuk mendapatkan keputusan yang win-win solusi.

Ref: satu] dua] tiga] empat]

Jakarta, 24 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun