Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama mengakui ada berbagai kemungkinan penyebab gagal ginjal akut yang saat ini banyak ditemukan pada anak. "Bisa etilen glikol, bisa infeksi, bisa leptospira, bisa bakteri E.coli, bisa Covid-19," ujarnya, Minggu, 23 Oktober 2022. (Baca Tempo.Co)
Jadi para pihak, khususnya BPOM dan Menkes harus hati-hati dalam masalah zat racun ini, baik itu BisPhenol-A atau BPA maupun Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DG), yang kesemuanya ada mengandung zat tersebut pada kemasan pangan (makan, minum) dan obat-obatan berbentuk cair dengan kemasan plastik PET.
Pelabelan Zat Racun dan Sampah
Untuk pelabelan zat-zat racun yang ada dalam kemasan pangan dan obat-obatan, BPOM sebaiknya koordinasi dengan Menko Maritim dan Investasi, untuk sekaligus pembahasan bersama pelabelan nilai ekonomi kemasan yang berahir menjadi sampah. Demi pencegahan sampah kemasan pangan dan obat.
Karena kedua masalah tersebut saling terkait, baik kesehatan manusia maupun lingkungan harus benar-benar dalam pengawasan yang serius dan komprehensif, jangan ada permainan karena resiko sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kehidupan.
Dalam pelabelan di kemasan, atas zat racun pada kemasan pangan dan obat. Presiden dan DPR jangan hanya melibatkan BPOM, jangan bekerja parsial.
Begitu juga pada pelabelan nilai ekonomi kemasan yang berahir menjadi sampah. Harus libatkan lintas stakeholder untuk mendapatkan keputusan yang win-win solusi.
Jakarta, 24 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H