Yoshua dan Ferdy semua bagian dari perbaikan hidup kehidupan, terkhusus di Polisi, yang diduga banyak tersandera kasus-kasus seperti judi, narkoba, distribusi BBM dan lainnya. Karena memang harus ada sebagai pemain atau lakon pentasnya yang dipilih oleh Tuhan.
Dalam perspektif penulis dalam artikel ini, penulis sebut bahwa siapa saja terlibat dalam kasus ini adalah bagian dari perbaikan penegakan hukum di Indonesia, mereka semua adalah pelopor restorasi penegakan hukum, karena dari merekalah terbuka pintu-pintu kebobrokan untuk di restorasi.
Maka, kita semua dan khususnya Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo serta seluruh jajarannya untuk mengambil hikmah dari tragedi Duren Tiga ini. Agar Polri berbenah menuju Polisi yang bersahabat dan setop hidup hedonisme di insan Polri.
Kehidupan hedonisme ini yang memaksa oknum polisi berbuat curang untuk mendapatkan materi diluar batas haknya.
Sedikit menitip pesan yang sering dengar "Jauhkan -N dan K - Niat dan Kesempatan dalam konteks negatif menghadapi perkara" demikian kata ayah penulis, almarhum Hoesein (kebetulan polisi juga satu sekolah di kepolisian Bandung tahun 1950an bersama ayah Ferdy Sambo, yaitu Mayjen Polisi Pieter Sambo). Â
Jangan kita hanya fokus dan memandang masalah ini semata pada pembunuhan pada Brigadir "J", tapi ambil hikmah besar sebagai pesan moral yang dikirim Tuhan Ymk ke bumi Indonesia yang kita cintai dan jaga bersama.
Bagaimana pendapat Anda?
Jakarta, 21 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H