Sorotan tajam terhadap Galon Guna Ulang berhembus sangat dahsyat setelah muncul Galon Sekali Pakai produksi salah satu perusahaan multinasional di Indonesia, yang di dukung oleh beberapa asosiasi.
Galon Sekali Pakai mengklaim dirinya sebagai galon yang dijamin terjaga kesehatannya dibanding Galon Guna Ulang, siapa yang jamin?. Sadarkah rencana sesat ini bisa mematikan UMKM depot isi air ulang, yang bukan dari industri AMDK pemilik galon bermerek terkait.
Sementara menurut Menteri Kesehatan dan para ahli, bisa baca di "Setop Kampanye Bahaya Bisphenol A, Itu Hoaks! Galon Isi Ulang Aman, Simak Apa Kata Ahli?", sampai sekarang belum ada temuan masalah atas dampah pemakaian Galon Guna Ulang, sejak kehadirannya di Indonesia sekitar 40 tahun silam.
Malah Menteri Kesehatan dan Kepala BKKBN meminta kepada BPOM untuk melakukan penelitian komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak yang kompeten.
Sumber awal dari Galon Guna Ulang yang masuk ke Indonesia itu berasal dari Amerika Serikat, sementara di negeri Paman Sam itu juga belum didapatkan migrasi BPA pada isi air Galon Guna Ulang.
Efek Domino, UMKM Gulung Tikar
Efek domino yang bisa muncul daripada sorotan negatif terhadap Galon Guna Ulang itu bisa mematikan usaha-usaha UMKM depo isi ulang air minum mineral yang tersebar ribuan UMKM di seluruh Indonesia.
Efek buruk atau antitesis daripada persaingan bisnis tidak sehat di kalangan pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ini, sungguh luar biasa akan mematikan usaha-usaha kecil di seluruh Indonesia yang bukan dimiliki oleh perusahaan besar, tapi umumnya usaha home industri dan sebagian wara laba.
Ahirnya apa yang diharapkan oleh pemerintah dan sektor UMKM sendiri untuk menaikkelaskan UMKM bisa buyar dan mati usaha mereka bila Galon Guna Ulang dianggap tidak sehat.Â
Karena adanya kampanye buruk terhadap Galon Guna Ulang yang diduga disponsori oleh salah satu perusahaan multy nasional yang memproduksi Galon Sekali Pakai, juga didukung oleh beberapa asosiasi dan komunitas di Indonesia yang berkolaborasi.
Padahal Galon Sekali Pakai juga mengandung zat racun pada bahan PET yang dipergunakannya itu. Serta dapat mencemari lingkungan, menjadi sampah. Ini melabrak kebijakan pemerintah atas larangan penggunaan plastik sekali pakai.