Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Presiden Jokowi Sportif Saja LKPP Jatah PDI-P

13 Oktober 2022   20:20 Diperbarui: 13 Oktober 2022   20:26 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca berita online Tempo.Com
"Megawati Minta Hendrar Prihadi Hati-hati Pimpin LKPP, Kenapa?". Penulis merasa perlu sedikit menanggapi, agar ada perimbangan pemberitaan di masyarakat.

Presiden Jokowi melantik Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sebagai  Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah (LKPP) di Istana Negara pada hari ini, Senin, (10/10/2022).

Sebelumnya, LKPP dipimpin oleh mantan Bupati Banyuwangi yang juga kader PDI-P Abdullah Azwar Anas. Dimana Azwar Anas diangkat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) pada bulan lalu. Azwar menggantikan kader PDI-P lainnya, Tjahjo Kumolo, yang meninggal dunia.

"Saya melihat kemampuan, integritas, itu yang saya lihat, bukan karena kader PDI-P" kata Jokowi saat ditanya alasannya memilih lagi kader PDI-P di lembaga tersebut.

Sebenarnya Presiden Jokowi, tidak perlu mengatakan bahwa memilih Walikota Semarang sebagai Ketua LKPP, bukan karena kader PDI-P.

Sebenarnya kalimat-kalimat Presiden Jokowi seperti itu merupakan bahasa klazik dan klize yang mestinya sudah tidak baik lagi didengar oleh publik.

Presiden Jokowi sepertinya tidak paham bahwa rakyatnya sudah cerdas menilai dan menanggapi sebuah lelucon politik di negeri ini. Jelaslah bahwa LKPP akan diisi oleh PDI-P.

Mana mau Ketum PDI-P Megawati melepaskan LKPP dari kadernya? Apalagi LKPP posisi sangat basah. Bukan cuma itu, ada kesempatan sedikit sosialisasi politik Pilpres 2024. Nah, kan?

Juga tidak ada yang protes lho Pak Jokowi kalau tidak mengatakan kalimat itu bahwa memilih Hendrar bukan karena PDI-P tapi kemampuan dan integritas.

Harusnya Kader PDI-P Tanpa Jabatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun