Begitu juga tanaman perkebunan Ginseng di Korsel ditunjang oleh pupuk organik berbasis sampah rumah tangga.
Di level rumah tangga, sampah yang wajib untuk dipilah ialah sampah makanan, kertas, plastik, kaleng, gelas, PS-Foam atau sterofoam, dan tekstil. Sampah jenis tersebut akan didaur ulang.
Korsel sehingga mendapat julukan negeri ginseng karena Korsel adalah penghasil ginseng terbesar di dunia.
Penghasil ginseng lainnya adalah China dan Jepang, namun hanya dalam jumlah yang sangat sedikit.
Daerah penghasil utama ginseng di Korsel terletak di Geumsan, Provinsi Chungcheong Selatan.
Skema pendanaan fasilitas daur ulang sampah untuk publik di Korsel itu berasal dari anggaran pemerintah dengan porsi 40% pusat dan 60% daerah dan/atau penggunaan dana corporate social responsibility (CSR).
Sampah di Korsel hanya sekitar 10 persen dibawa ke Tempat Pembuangan sampah Ahir (TPA) Sudakwon, seperti sampah limbah B3 yang sudah tidak bisa di kelola lagi alias residu.
TPA Sudakwon ini yang terletak di luar kota Seoul dengan jarak tempuh sekitar 40 menit perjalanan dengan mobil dari Seoul, ibukota Korsel. TPA Sundakwon dikatakan sebagai TPA yang terbesar di dunia.