Lanjutan artikel sebelumnya di Kompasiana, "Azrul Ananda Mundur dari Persebaya, Bukan Solusi".
Mengurus sepak bola bukan soal banyaknya uang atau seseorang disebut Crazy Rich lalu mampu urus bola, oh tidak demikian. Harus memahami industri bola secara totalitas, Azrul paham itu.
Sepak bola butuh kesiapan mental yang luar biasa dan manajemen serta dukungan full internal dan eksternal keluarga dan/atau organisasi yang bisa mempengaruhi.
Azrul Ananda saya pikir masih harus dipertahankan di Persebaya, apalagi kalau Azrul mau mendengar nasehat para komisaris Persebaya dan khususnya Dahlan Iskan, orang tuanya sendiri.
Dahlan Iskan tentu punya pandangan yang luas dan jauh ke depan, pasti masih meminta Azrul untuk bertahan di Persebaya, habis Persebaya lagi bila Azrul mundur.
Saya pikir kemarin mundurnya Azrul, itu masih pengaruh emosi anak muda yang ingin bertanggungjawab tapi tidak diberi ruang. Jadi anak muda ketemu anak muda (Bonek) maka pecahlah konsentrasi.
Coba serahkan sepenuhnya pada Azrul, jangan intervensi urusan dan tanggungjawab Azrul. Itu yang diinginkan orang type Azrul, dia anak muda mandiri dan bertanggungjawab.
Walau diketahui bersama bahwa ada pengaruh perjalanan karirnya bersama Dahlan Iskan sebagai orang tua dan pasti jadi mentor sekaligus.
Jadi harapannya semoga Azrul masih bisa bertahan dan meninjau kembali rencana mundurnya sebagai CEO atau Presiden Persebaya.
Persebaya memang tidak semudah memanage seperti kesebelasan lainnya, apalagi yang tidak punya home base.
Persebaya hampir sama rumitnya membina PSM Makassar, PSMS Medan dan lainnya yang punya suporter panatik. Banyak dipengaruhi oleh group suporter pendukung. Jadi pengurus harus sedikit sabar.
Bagaimana pendapat Anda?
Ref: 1]
Jakarta, 22 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H