"Bjorka merupakan seorang hacker yang pandai menyembunyikan jejak, sehingga sulit untuk menangkap orang di belakang identitas Bjorka ini. Perlu adanya kerja sama lintas negara untuk mengungkap sosok Bjorka, tapi untuk apa juga."
Menurut penulis, Bjorka adalah pahlawan ditengah geliatnya korupsi di Indonesia dan pembodohan serta pembohongan publik yang dilakukan oleh oknum pejabat pelayan negara serta para oknum politikus korup, sudah sangat memuakkan dan meresahkan.Â
Jadi sudahilah mengejar si Hacker Bjorka, dia cerdik menyembunyikan dirinya. Lebih baik Presiden Jokowi dan DPR RI fokus selesaikan RUU Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP), sudah saya tulis kemarin di "RUU PDP: Bjorka Vs Kelemahan Social Security dan Cyber Security".
Dalam pemberitaan Kompas "Pemuda yang Ditangkap di Madiun karena Diduga Bjorka, Sehari-hari Menjual Es". Mungkin yang ditangkap itu ingin numpang beken saja, lepaskanlah. Masih banyak koruptor yang perlu ditangkap dan itu penting.
Menurut Bjorka, Polisi salah tangkap, soal terduga hacker yang ditangkap, akun Bjorka juga menyatakan pemerintah Indonesia salah identifikasi.
Bjorka kembali mengatakan bahwa "Hi ini update dari saya:
Pemerintah mengatakan mereka telah mengidentifikasi saya. Pemerintahan Indonesia merasa telah mengidentifikasi saya berdasarkan misinformasi. (Twitter.com/darkreacer_int)
Akun tersebut telah memberikan layanan palsu kepada pemerintah Indonesia. Anak ini sekarang telah ditangkap dan diiterogasi oleh pemerintah Indonesia.
Untuk Dark Tracer, adalah dosamu telah memberikan informasi yang salah pada mereka," tulis akun Bjorka dalam bahasa Inggris yang dilansir TribunStyle.com.
Dalam unggahannya, Bjorka membongkar bagaimana sosok pemuda asal Madiun tersebut disangkakan sebagai dirinya.