"Politisi tidak pernah percaya atas ucapannya sendiri. Mereka justru terkejut bila rakyat mempercayainya."-Charles de Gaulle
Setelah penulis share artikel Ganjar Pranowo Ada dan Tiada di PDI-P, Lalu ke Mana?, kita coba analisa lebih kedalam lagi. Kenapa seh Ketum PDI-P Megawati sepertinya kesal dengan kadernya sendiri, Ganjar Pranowo. Padahal kader yang potensi untuk dijagokan di Pilpres 2024.
Refleksi Sosialisasi Ganjar Pranowo
Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur, Bupati/Walikota ataupun Pemilihan Presiden (Pilpres), kandidatnya itu bagaikan pengantin yang siap di dandan oleh penata rias (Make-up Artist).
Begitupun para kandidat Pilkada dan Pilpres, harus punya think tank (konsultan politik dan strategi) yang handal mengatur irama pergerakan dan strategi. Kapan harus maju, kiri, kanan, diam ataupun mundur.
Mengawal calon kandidat di Pilkada sangat jauh beda dengan Pilpres, bagaikan langit dan bumi. Dalam kandidasi di Pilpres sangat banyak hal yang harus dipertimbangkan. Apalagi berhadapan dengan kandidat yang tidak menguasai "elit atau penguasa" di partai politik.
Baca juga:Â Elektabilitas Vs Elitabilitas Menuju Pilpres 2024
Pergerakan Tim Ganjar Pranowo menuju Capres 2024, di beberapa daerah yang penulis sempat pantau. Itu layaknya sama dengan gerakan Timses Pilkada dan bukan menghadapi Pilpres yang harus ekstra strategi, bukan hanya sekedar kumpul-kumpul bagi properti dan lainnya, ini belum masa kampanye.
Kenapa penulis identikkan Ganjar Pranowo bagaikan ayam mati di lumbung padi, ya karena Ganjar Pranowo berada di Parpol besar pemenang Pemilu 2019, PDI-P.
Juga Ganjar Pranowo sangat jelas tanpa harus pakai kacamata analisa politik, juga sekaligus didukung oleh Presiden Jokowi. Jadi hitungan kasarnya double power, seharusnya bisa lolos menjadi kandidat Capres dari PDI-P.
Bila kita mau jujur apa adanya, Ganjar Pranowo lebih unggul daripada Puan Maharani, (sebaiknya Megawati baca artikel Megawati Jangan Paksa Puan Nyapres 2024, Ini Kalkulasinya?). Hanya saja Puan merupakan darah birunya PDI-P, itu saja yang mengalahkan Ganjar. Tapi semestinya, Megawati pilih Ganjar Pranowo, obyektif.
Baca juga:Â Inilah Dilematis Jokowi Vs Megawati Menuju Pilpres 2024
Malah penulis menduga bahwa Ganjar Pranowo, menjadi keinginan sponsor sebagai suksesor Presiden Jokowi di Pilpres 2024, berarti fulus standby disana.
Ganjar Pranowo menjadi pilihan untuk di elus (dicitrakan) menuju Pilpres 2024, karena mungkin dianggap penurut, yang bisa di stel kemana arah maunya si sponsor. Kalau yang lain mungkin berat.
Lebih merusak strategi Ganjar Pranowo menuju Pilpres 2024 adalah dengan pro aktifnya relawan-relawan Jokowi, seperti Projo dan lainnya, ini yang merusak strategi Ganjar Pranowo.
Inilah yang menjadikan Ganjar Pranowo bisa terganjal dan akan menjadi resistensi di berbagai partai politik dan apalagi di PDI-P, karena seakan mengangkat bendera berhadapan dengan partainya sendiri, PDI-P.
Baca juga:Â Genderang "Perang" Jokowi Vs Megawati Ditabuh Melalui Musra Relawan Projo
Gerakan Sosialisasi Ganjar Pranowo
Dalam pantauan penulis secara langsung di daerah-daerah, Tim sukses Ganjar Pranowo, dengan kegiatan bagi-bagi property, ada sembako. Penulis pantau di wilayah Sumatera, Sulawesi dan lainnya.
Strategi seperti itu tidak berlaku untuk sosialisasi Capres, kuno. Tapi harusnya masuk ke hati masyarakat dengan membawa sebuah program perubahan besar untuk Indonesia lebih baik dan sejahtera pasca Presiden Jokowi.
Sosialisasi Ganjar Pranowo sangat lugu dan sederhana, seakan bergerak sendiri tanpa dukungan tersirat dengan partai pendukung, padahal Ganjar Pranowo merupakan kader senior alias tulen daripada PDI-P.
Think tank Ganjar Pranowo juga seperti lupa, bahwa Presiden Jokowi sebagai pendukung Ganjar Pranowo. Juga asalnya dari partai yang sama, PDI-P.
Baca juga:Â Jokowi Buka Musra di Bandung, Fakta Rivalitas Megawati Menuju Pilpres 2024
Sementara gerakan-gerakan sosialisasi di daerah berbagai provinsi di Indonesia terbaca bahwa tidak ada sinergi antara Ganjar Pranowo sebagai kader PDI-P dan terhadap PDI-P sendiri, khusus Megawati sebagai Founder dan Ketum PDI-P.
Padahal satu sisi maksud Ganjar Pranowo untuk perkenalkan diri dan juga bisa menambah pengaruh elektabilitas, namun dilain sisi nampak terjadi ada gap antara Ganjar Pranowo dan Megawati yang ingin mendorong Puan Maharani.
Baca juga:Â Apa Untung-Rugi Presiden Jokowi Endorse Suksesor Pilpres 2024
Lebih parahnya lagi, Ganjar Pranowo seakan lepas dari partainya sendiri, PDI-P. Hal ini nampak think thank Ganjar Pranowo tidak memperhatikan atau tidak waspada adanya resistensi di PDI-P.
Think thank dan termasuk Ganjar Pranowo sendiri sepertinya terlena dengan sikap dan rencana Ketum PDI-P Megawati, untuk majukan Puan Maharani sebagai kandidat Capres dari PDI-P.
Baca juga:Â Menakar 3 Bacapres Partai NasDem, Siapa Korban?
Malah terkesan ingin melawan PDI-P bila terganjal, dengan strategi berdirinya lebih cepat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), dengan Golkar, PPP dan PAN.
Tiga partai politik (Parpol) ini sangat mudah di stel oleh Presiden Jokowi, karena ketiga ketua umum partai yang berkoalisi di KIB adalah menteri pada Kabinet Indonesia Maju, dibawah Jokowi-Ma'ruf.
Hanya ada satu koalisi "kemungkinan" bisa menjadi tempat berlabuh Ganjar adalah KIB, kalau masih eksis. Karena ada kemelut di PPP, bisa jadi KIB bubar dan PPP berpotensi koalisi ke Gerindra atau NasDem (Baca juga: Inilah KIB Perahu "Cadangan" Suksesor Presiden Jokowi di Pilpres 2024).
Bagaimana pendapat Anda?
Jakarta, 16 September 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI