Sadarkah kita bahwa justru Ferdi Sambo atau FS yang melecehkan istrinya, Putri Candrawathi atau PC. Ikut melibatkannya dalam kasus pembunuhan Brigadir Yoshua, dengan menyuruh istrinya berbohong.
Seharusnya, sebejad apapun suami. Istri janganlah diikutsertakan dalam perbuatan negatif itu, apapun alasannya.Â
Dimana ahirnya, PC ikut dijadikan tersangka, dengan sangkaan yang sama dengan FS. Yaitu Pasal 340 Subsider Pasal 338 jo Pasal 55 dan 56 KUHP.
Sungguh miris membaca dan mengikuti proses skenario pelecehan dan pembunuhan karakter yang dilakukan FS dengan meminta PC berbohong, agar ikuti skenario yang dibuat, sehingga PC ikut tergelincir.Â
Mulai dari laporannya ke Polres Metro Jakarta Selatan, PC dengan patuh dan begitu polosnya mengikuti arahan skenario dari Sang Suami, FS.
Juga kejadian yang seakan dialami PC di Magelang, dengan begitu lugu menceritakan pasrah, membuka aib sendiri dengan bicara tentang gaya dan posisi tubuhnya saat itu (tentu dalam ranah seksual), ini buka aib sendiri yang mengada-ada pula.
Sampai penulis berprasangka buruk pada FS, begitu kejam FS terhadap istrinya sendiri, entah sadar atau tidak ya. Atau jangan sampai FS sendiri memang sudah tidak akur dengan PC, penulis berandai-andai dibuatnya.Â
Karena terdengar kabar dan info beredar, katanya FS pernah nikah lagi, entah benar atau tidak. Nah timbul pertanyaan, siapa sebenarnya yang berbuat jahat antara FS dan PC.
FS Membunuh Jiwa dan Moral PC
Itu sama saja melecehkan istri sendiri, membunuh jiwa dan moral PC dan tentu berdampak ke seluruh anak-anaknya.
Pernahkah FS berpikir, bahwa semua itu akan berdampak negatif, baik pada PC istrinya maupun terhadap putra-putri menuju hidup kedepan kelak.
Kejam FS ya, apa seh sebenarnya yang terjadi dibalik urusan tugas FS selama ini di kepolisian. Begitu tega melindungi urusan tersebut dibalik kehancuran karir dan keluarga besar FS.
Benar atau tidaknya PC pernah ancam FS, akan melaporkan bisnis mafia FS ke atasannya seperti  judi, tata kelola narkoba atau sabu-sabu, termasuk prostitusi.
Jadi sebenarnya bukan hanya ajudan Brigadir Yoshua yang FS bunuh, tapi juga ikut bunuh istri dan anak-anaknya secara hidup-hidup. Itu jauh lebih keji dibanding FS menembak mati Brigadir Yoshua.
Mungkin kalau Brigadir Yoshua, tidak terlalu pedih karena dia langsung terbunuh, meninggal dan selesai sudah.
Tapi bagaimana pembunuhan jiwa dan moral terhadap istri dan anak-anak FS yang sesungguhnya mereka itu ikut terbunuh dalam keadaan hidup, nyawa masih ada tapi mereka dipastikan mati jiwanya. Mereka perlu dihidupkan kembali.
Maka demi menyehatkan kembali jiwa rehabilitasi istri dan anak-anak FS dan khususnya pula institusi yang membesarkanmu, Polri. FS harus jujur menghadapi Jaksa dan Pengadilan.
Tidak ada obat lain penyembuhkannya, kecuali FS harus jujur apa adanya, mulai sekarang ini dalam menghadapi hukum, demi pertanggung-jawabkan semua perbuatan yang pernah dilakukan itu.
Termasuk PC, segera tinggalkan petunjuk dari FS bila semuanya tidak pernah terjadi. Jangan ikuti petunjuk yang salah.
Jujurlah menghadapi hukum, ingat anak dan keluarga yang penuh harapan dan masa depannya, jangan ikut bunuh jiwa dan moral mereka.
Anak-anakmu memasuki masa peralihan menuju dewasa, adalah masa untuk mulai mencari jati dirinya.
Mereka mereka butuh panutan, maka jujurlah mulai saat ini dan semoga FS dan PC membaca pesan saya agar bisa mengobati jiwa dan moral yang terkoyak habis.
Bagaimana pendapat Anda?
Sumber Foto: 1]
Jakarta, 18 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H