Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[2P] Saling Mencari dan Ketemu di Hambalang Kuda Kudaan, Lalu?

12 September 2022   21:21 Diperbarui: 12 September 2022   21:27 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa Surya Paloh berpisah dengan Jokowi dan Mega, karena Surya Paloh tentu akan majukan Anies Baswedan (pengaruh Jusuf Kalla) ada disana. 

Jusuf Kalla ingin majukan Anies Baswedan, terbaca sejak Anies di kawal menjadi Gubernur DKI Jakarta. Tapi cara kawalnya terlalu murah, tanpa Parpol. Jadi seperti nampak ayam kehilangan induk.

Tapi diyakini bahwa Mega pula hanya rela jadikan Puan sebagai Cawapres bila Prabowo menjadi Capresnya, yang lain lewat. Termasuk Ganjar dan Anies, Mega tidak reken dua orang itu.

Dipastikan, Megawati tidak akan terima Puan sebagai Cawapres dari Anies Baswedan, apalagi Ganjar Pranowo. Megawati pasti kesal sama Ganjar yang loncat terlalu cepat, tanpa kalkulasi politik yang matang bersama PDI-P dimana Ganjar Pranowo dibesarkan.

Baca juga: Inilah Dilematis Jokowi Vs Megawati Menuju Pilpres 2024

Ganjar Pranowo potensi jadi korban Capres 2024. Anies masih ada harapan di NasDem bisa lolos, ada Jusuf Kalla di NasDem. Bisa bersama AHY di Demokrat atau Sandiaga Uno. Tapi Sandiaga keliru bila jauhi Prabowo Subianto, entahlah.

Eksistensi Muhaimin Iskandar

Bagaimana Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Ketum PKB yang lebih duluan koalisi Gerindra? Itu tidak jadi soal bagi Prabowo Subianto.

Gerindra dan PKB masih sebatas koalisi Parpol belum menentukan pasangan, dan dipastikan Prabowo ragu menjadikan Cak Imin sebagai Cawapresnya. Prabowo akan kalah bila pasangan Cak Imin.

Baca juga: Pesan Politik Prabowo ke Mega dan Jokowi dari Sentul Bogor

Makanya Gerindra dan PKB cuma koalisi partai saja, terbaca disitu. Cak Imin pasti paham konstelasi dan keinginan Prabowo, adalah Puan Maharani dan bukan dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun