Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Solusi BBM: Jangan Turunkan Harga Bila Minyak Dunia Stabil

7 September 2022   02:27 Diperbarui: 7 September 2022   05:21 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Indonesia tak sendirian mengalami penyesuaian harga BBM. Sebab, langkah pemerintah menaikkan harga BBM adalah bentuk respon pemerintah terhadap harga minyak bumi global yang kian naik dan hampir mencapai angka USD 100 per barel."

Kenaikan harga BBM di Indonesis berdasar pada harga pasar minyak global. Kini, ICP (Indonesia Crude Price) masuk pada angka yang masih cukup tinggi pada Agustus lalu sekitar 94,17 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.

Intinya, Pemerintah harus kreatif kendalikan naik dan turunnya harga minyak dunia.

Jadi saat harga minyak dunia turun, Pemerintah jangan buru-buru ingin pencitraan langsung menurunkan harga.

Bertahan saja pada harga, tapi jangan korup selisih harga tersebut. Karena untuk dijadikan dana cadangan bila tiba-tiba harga minyak dunia bergejolak.

Sehingga saat harga minyak global naik lagi, Pemerintah tak perlu menaikkan harga BBM, itu kuncinya.

Karena seburuk apapun keadaan atau pergolakan ekonomi dunia yang diakibatkan oleh minyak global, Pemerintah tetap harus mengedepankan kesejahteraan rakyat dalam menentukan harga BBM.

Coba Indonesia belajar ke negeri tetangga, Malaysia. Harga BBM Malaysia malah turun di tengah lonjakan minyak dunia, keren kan?

Bagaimana caranya, ya buat angka atau harga standar. Walau harga minyak dunia turrun, jangan turunkan harga di masyarakat.

Selisih harga terhadap turunnya harga minyak dunia, itu yang dibuat cadangan bila suatu waktu minyak dunia bergejolak lagi.

Jadi sebenarnya sederhana pengendalian minyak dunia ini, sepanjang Pemerintah berpikir pelayanan dan perlindungan pada rakyatnya.

Bukan berpikir ingin memeras rakyat, atau memanfaatkan situasi dalam kondisi paceklik.

Pemerintah sebagai pelayan masyarakat, harus berpikir positif dan bersih. Jangan berpikir dan bertindak korup, itu yang merusak Indonesia.

Peringkat harga BBM di kawasan Asia Tenggara

Melalui data yang dihimpun oleh Global Petrol Price per 31 Agustus 2022, berikut perbandingan harga untuk BBM dengan spesifikasi RON 95 atau setara dengan Pertamax:

Malaysia: Rp6.784 per liter,
Indonesia: Rp14.500 per liter (harga per 3 September),
Vietnam: Rp15.990 per liter,
Thailand: Rp18.692 per liter,
Filipina: Rp19.226 per liter,
Laos: Rp25.328 per liter,
Singapura: Rp29.100 per liter.

Sedangkan untuk BBM sejenis Solar atau bahan bakar diesel, maka rinciannya adalah sebagai berikut:

Indonesia: Rp6.800 per liter.
Malaysia: Rp7.111 per liter,
Thailand: Rp14.282 per liter,
Filipina: Rp18.915 per liter,
Vietnam Rp15.188 per liter,
Laos: Rp18.365 per liter,
Singapura: Rp29.204 per liter.

Jika dilihat dari peringkat di atas, maka Indonesia masih menempati posisi yang relatif aman perihal peringkat harga BBM dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. 

Untuk peringkat nomor satu jatuh kepada Malaysia yang membanderol harga paling murah untuk BBM RON 95.

Sedangkan Indonesia masih memperoleh peringkat harga bahan bakar diesel sejenis Solar paling murah dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya.

Harga BBM paling mahal jatuh pada Singapura, dibanderol dua jenis bahan bakar tersebut dengan angka yang mendekati Rp30.000 per liternya.

Bagaimana pendapat Anda?

Jakarta, 7 Septrember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun