Biar dana pengalihan subsidi BBM itu di korupsi di biarkan saja, karena tidak tahu bahwa uang itu yang di embatnya.
Jadi kondisi terkesan "kaya" dan "bodoh" inilah yang dimanfaatkan oleh oknum birokrasi dan pengusaha konconya untuk tetap gencar melakukan penyalahgunaan wewenang alias korupsi.
Karena kita sebagai rakyat juga yang sesungguhnya rela dan membiarkan dikibuli oleh penyelenggara negara.
Maka apa yang harus di lakukan oleh rakyat kita di Indonesia, adalah menambah kecerdasan. Harus melek baca.
Jangan hanya membaca halaman depan atau judul saja, tapi masuklah lebih ke dalam, ruang tamu, ruang keluarga, sampai ke dapur.
Kenapa harus lebih ke dalam lagi?
Agar masalah yang terjadi dan pencegahannya (solusi) mudah diatasi dan bijaksana dalam koridor positif, bukan bijaksalah.
Satu contoh, sebenarnya bangsa ini, bila cakap dan tahu bahwa dana Corporate Sosial Responsibility (CSR) itu adalah uangya rakyat, maka pasti di kejar.
Kita selalu stres karena hanya mengharap dana APBN, jadi sedikit saja ada gejolak seperti pengalihan subsidi BBM ini, pasti ribut.
Karena pemerintah kita tidak pandai memanfaatkan dana CSR, dana rajyat yang bukan berasal dari APBN, lalu kita rakyat juga keliru. Karena tidak paham juga CSR itu, maka dibodohilah terus oleh oknum yang permainkan dana CSR itu.
Kenapa tidak kejar, karena tidak paham dan tidak pernah baca apa sesungguhnya dana CSR itu.