"Bahan Bakar Minyak atau BBM, tentu berkaitan dengan biaya energi transportasi, barang, dan jasa. Hanya saja, pemerintah harus berperan untuk mengendalikan dan intervensi pasar."
Pemerintah harus kreatif kendalikan naik-turunnya minyak dunia. Jadi saat harga minyak dunia turun, Pemerintah tak buru-buru menurunkan harga, sehingga saat harga minyak global naik lagi, Pemerintah tak perlu menaikkan lagi, itu kuncinya.
Di luar negeri, contohnya negara tetangga, Malaysia. Di Negeri Jiran itu, saat harga minyak dunia turun mereka tak menurunkan harga BBM, melainkan sisanya disimpan sebagai cadangan, lalu waktu harga minyak naik, cadangan itu dijadikan subsidi. Sehingga harga BBMnya tetap stabil dan rakyat tenang.
Kalau pemerintah tidak krearif untuk memunculkan pola kendali dan intervensi pasar, maka bisa dipastikan bahwa kenaikan BBM itu hanya sebuah trik halus untuk menarik modal atau uang dari rakyat.
Ok, kita santai sejenak?!
BBM naik tidak usah panik, karena tidak lama lagi BLT dibagi, Gaji PNS akan dinaikkan (swasta harus ikut juga naikkan), nah dari kenaikan itulah terjadi pengalihan subsidi BBM, sehingga BBM naik karena subsidinya dikurangi.
Bangsa Indonesia sudah menganggap biasa saja bila pemerintah menaikkan harga BBM.
Bangsa ini kaya soalnya, coba perhatikan saja. Kalau ditangkap polisi lalu lintas, langsung tanya si polisinya, Pak polisi atur saja atau kita langsung menyodori fulus si polisinya.
Kaya kan? Itu bukti kekayaan sekaligus kebodohan karena tidak taat alias tidak disiplin, karena semua bisa dibeli. Apalagi kalau cuma BBM, tidak ngaruhlah.
Ribut-ribut dampak kenaikan BBM ini paling lama 3x24 jam saja situasi sudah reda dan semua pada diam lagi.