Tim Khusus (Timsus) Polri telah menggelar rekonstruksi pembunuhan Brigadir Nofriansyah Hutabarat atau Brigadir "J" yang dilakukan dalam 78 adegan di Jakarta (30/8).
Dalam rekonstruksi Kasus Sambo, Timsus Bareskrim Polri menghadirkan langsung lima tersangka temasuk mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Disaksikan 10 Jaksa, Kompolnas, dan Komnas HAM, serta disiarkan secara langsung oleh PolriTV-KompasTV.
Rekonstruksi dilaksanakan di tiga tempat (TKP rumah Ferdy Sambo di Magelang diganti ke rumah pribadi Ferdy Sambo di Jl. Saguling, Jakarta), di TKP Jl. Saguling tempat direncanakan pembunuhan dan TKP Duren Tiga tempat eksekusi Brigadir Yosua.
Sambo Nampak Tersayat Hatinya
Mengikuti reka ulang atau rekonstruksi ke 5 tersangka, secara bisu tanpa suara melalui PolriTV dan KompasTV, sedikit analisa sementara penulis bahwa dalam kasus tersebut memiliki motif selain pelecehan atas Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.
Setelah menyaksikan mimik dan gerak tubuh Ferdy Sambo saat memasuki rumahnya dan termasuk dalam reka ulang atau rekonstruksi.
Nampak Ferdy Sambo, tersentuh hati atau nuraninya menatap kosong duduk di kursi empuk rumahnya dan sungguh kelihatan sangat menyesali tindakannya.
Dari semua tindakan Ferdy yang sangat disesali adalah "dilibatkannya"Â istrinya. Kelihatan wajah Ferdy Sambo baru sadar sesadarnya setelah duduk di kursi ruang kerja pada rumah pribadinya di lantai 3 Jl. Saguling yang cukup mewah itu.
Tayangan streaming dari Polri TV saat proses reka ulang kasus dugaan pembunuhan berencana, memperlihatkan rumah Ferdy Sambo terdiri dari tiga lantai. Bahkan, rumah Ferdy Sambo juga dilengkapi dengan elevator atau lift.
Aula rumah mewah di Jl. Saguling Jakarta itu digunakan oleh penyidik Tim Khusus (Timsus) Polri sebagai tempat reka ulang peristiwa yang terjadi di rumah pribadi Sambo di Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah.
Ferdy Sambo kelihatan sangat tersentuh nuraninya dan menyesali diri telah melibatkan istrinya, bukan karena pangkat jenderal bintang dua dan jabatannya di copot yang dia dipikirkan, tapi melihat istrinya menahan malu dalam rekonstruksi.
Juga Ferdy Sambo, lebih mengingat anak dan istrinya yang ikut korban karena keteledorannya dalam berpikir dan bertindak, hanya ingat dunia yang sempit ini. Itu penyesalan yang mendalam.
Dari reka ulang, menurut penulis, tidak ditemukan adanya pelecehan seksual oleh almarhum Brigadir Yosua. Tapi itu hanya pandangan saja, tanpa mendengar dialog antara penyidik dan tersangka.
Artinya, pelecehan itu diduga hanya sebagai alibi atau rekayasa saja untuk menutup rahasia kasus lain yang diketahui oleh Brigadir "J", dimana Ferdy Sambo Cs takut terbongkar, dan ahirnya Brigadir "J" menjadi korban pembunuhan berencana.
Jadi sungguh Ferdy Sambo sangat menyesali melibatkan istrinya, dan Putri Candrawati sampai kelihatan ketakutan pada suami, sehingga sampai sekarang masih ngotot mengatakan dirinya adalah korban pelecehan, taat mengikuti petunjuk.
Saya pribadi sebagai orang yang kenal keluarga Sambo, mengharapkan untuk merubah skenario pelecehan itu ke masalah yang sebenarnya (bila memang ada skenario).
Kembalikan kasus ini ke posisi kausalitas atau sebab akibat utama dari kejadian pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua.Â
Jangan ditutupi, nasi sudah jadi bubur Ferdy dan Putri. Bicaralah yang jujur saja, lindungi dirimu dengan kejujuran. Jangan takut bongkar, yang memang perlu di bongkar, selamatkan Polisi kembali dari kejujuranmu saja.
Kasian anak-anakmu Ferdy, Putri kalau dipaksa terus menyorot dirinya sebagai korban pelecehan. Putri bisa habis menghadapi Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan terlebih Majelis Hakim nantinya.
Ingat Ferdy, hanya satu syarat untuk mengurangi ancaman hukuman berat dari 340 ke 338 KUHP adalah bicara jujur di depan Polisi, JPU dan Hakim. Jangan berbelit-belit. Itu pesanku sebagai saudaramu dari luar jeruji besi.
Tidak ada yang bisa dan mampu membantu dirimu Ferdy dan para tersangka lainnya, kecuali dirimu sendiri, dengan bicara jujur apa adanya.
Bagaimana pendapat Anda?
Jakarta, 31 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H