Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Tersayat Habis Nurani Sambo, Paksakan Skenario Istri Dilecehkan

31 Agustus 2022   16:08 Diperbarui: 31 Agustus 2022   16:18 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Sumber Tangkap Layar KompasTV-PolriTV (30/8)

Aula rumah mewah di Jl. Saguling Jakarta itu digunakan oleh penyidik Tim Khusus (Timsus) Polri sebagai tempat reka ulang peristiwa yang terjadi di rumah pribadi Sambo di Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah.

Ferdy Sambo kelihatan sangat tersentuh nuraninya dan menyesali diri telah melibatkan istrinya, bukan karena pangkat jenderal bintang dua dan jabatannya di copot yang dia dipikirkan, tapi melihat istrinya menahan malu dalam rekonstruksi.

Juga Ferdy Sambo, lebih mengingat anak dan istrinya yang ikut korban karena keteledorannya dalam berpikir dan bertindak, hanya ingat dunia yang sempit ini. Itu penyesalan yang mendalam.

Dari reka ulang, menurut penulis, tidak ditemukan adanya pelecehan seksual oleh almarhum Brigadir Yosua. Tapi itu hanya pandangan saja, tanpa mendengar dialog antara penyidik dan tersangka.

Artinya, pelecehan itu diduga hanya sebagai alibi atau rekayasa saja untuk menutup rahasia kasus lain yang diketahui oleh Brigadir "J", dimana Ferdy Sambo Cs takut terbongkar, dan ahirnya Brigadir "J" menjadi korban pembunuhan berencana.

Jadi sungguh Ferdy Sambo sangat menyesali melibatkan istrinya, dan Putri Candrawati sampai kelihatan ketakutan pada suami, sehingga sampai sekarang masih ngotot mengatakan dirinya adalah korban pelecehan, taat mengikuti petunjuk.

Saya pribadi sebagai orang yang kenal keluarga Sambo, mengharapkan untuk merubah skenario pelecehan itu ke masalah yang sebenarnya (bila memang ada skenario).

Kembalikan kasus ini ke posisi kausalitas atau sebab akibat utama dari kejadian pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua. 

Jangan ditutupi, nasi sudah jadi bubur Ferdy dan Putri. Bicaralah yang jujur saja, lindungi dirimu dengan kejujuran. Jangan takut bongkar, yang memang perlu di bongkar, selamatkan Polisi kembali dari kejujuranmu saja.

Kasian anak-anakmu Ferdy, Putri kalau dipaksa terus menyorot dirinya sebagai korban pelecehan. Putri bisa habis menghadapi Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan terlebih Majelis Hakim nantinya.

Ingat Ferdy, hanya satu syarat untuk mengurangi ancaman hukuman berat dari 340 ke 338 KUHP adalah bicara jujur di depan Polisi, JPU dan Hakim. Jangan berbelit-belit. Itu pesanku sebagai saudaramu dari luar jeruji besi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun