"Banyak dari spesies makhluk hidup terbagi menjadi varian laki-laki dan perempuan yang disebut sebagai jenis kelamin atau seks. Reproduksi seksual melibatkan penggabungan dan pencampuran sifat-sifat genetik yang akan diturunkan dari kedua orang tua melalui gamet." Wikipedia
Bangsa dan masyarakat di Indonesia, khususnya di daerah atau kampung masih sangat tabu bicara seks pada anak remajanya.
Apalagi seperti kampung halaman saya jauh dari Jakarta (Bugis, penulis), padahal itu sangat penting pada keluarga hal edukasi seks, demi mencegah dampak negatifnya.
Edukasi (tuntunan) sebagai pintu pencegahan atas pelecehan atau kekerasan (tontonan) seksual serta mencegah seks bebas, demi kesehatan dan agama serta efek lainnya.
Coba kita amati, pemberitaan media massa, mainstream ataupun dalam pemberitaan online di Indonesia, kasus pelecehan atau kekerasan seksual semakin meningkat tajam. Itu akibat minimnya edukasi dari internal keluarga.
Jumlah kasus yang terjadi pun sekarang ibarat fenomena gunung es. Kebanyakan para korban lebih memilih untuk diam, malu dan takut.
Coba kita amati, begitu gampang persoalan "pelecehan seks"Â dijadikan alasan pembenar, seperti awalnya kasus Brigadir J di skenario sebagai perbuatan tercela, dan seterusnya.Â
Kasus pelecehan ataupun kekerasan seksual tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga banyak terjadi dan korban pada anak-anak ataupun remaja.
Ini yang sangat mengkhawatirkan dan perlu dicegah dengan cara komunikasi orang tua dan anaknya secara kondusif.
Jangan tabu bicara seks atau beri pendidikan seks pada anak remaja yang berangkat dewasa, agar tidak terjerumus dalam pelecehan atau tindak pidana kejahatan seks itu sendiri.